Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Harga Perjuangan Demokrasi Hong Kong

Diperbarui: 19 November 2019   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para demontran yang bertahan di Politeknik Hongkong. Photo:Adnan Abidi/Reuters

Aksi demontrasi pro-demokrasi Hongkong yang semakin brutal dan semakin tidak terkendali dan telah berlangsung selama 4 bulan terakhir, berdampak besar pada perekonomian Hongkong.

Di zaman kejayaannya ketika masih di bawah kekuasaan kolonial Hongkong merupakan salah satu hub pertumbuhan ekonomi Asia yang sangat meyakinkan. Hongkong juga tercacat sebagai hub perbankan dunia dengan asset sekitar US$6 triliun.

Namun nampaknya kejayaan Hongkong kini sudah mulai memudar terutama setelah terjadinya pengembalian Hongkong sebagai bagian dari Tiongkok.

Aktivitas bisnis Hongkong di bulan Oktober 2019 lalu  jatuh ke titik terendah selama 21 tahun terakhir yang dimulai pada bulan Juli 1998 ketika terjadi perubahan administrasi pemerintahan di Hongkong.

Bulan ini perekonomian Hongkong secara resmi telah memasuki masa resesi untuk pertama kalinya dalam 10 tahun ini. Perekonomian Hongkong di bulan Juli-September lalu menciut sebesar 3,2%. Tahun lalu saja perekonomian Hongkong sudah mengalami kontraksi sebesar 2,9%.

Porak poranda perokonomian Hongkong ini dipicu dengan demonstrasi besar-besaran kelompok pro-demokrasi yang intinya tidak menginginkan campur tangan pihak Tiongkok daratan di Hongkong yang telah berlangsung selama 6 bulan, yang tidak hanya berdampak besar pada keruntuhan perokonomian, namun juga telah memakan korban jiwa.

Di samping demontrasi yang terus mewarnai kehidupan  Hongkong yang semakin brutal dan tidak terkendali, perang dagang Amerika dan Tiongkok juga berperan besar membuat Hongkong memasuki masa resesi.

Perekonomian Hongkong di tahun 2008/2009 juga pernah mengalami guncangan ketika saat itu dunia dilanda krisis perekonomian global.  Demikian juga di tahun 2003 ketika Hongkong dilanda epidemik SARS yang mematikan.

Namun dengan tidak ada tanda tandanya kapan demonstrasi akan berakhir dan bahkan sebaliknya para demonstran semakin brutal diperkirakan perkonomian Hongkong akan semakin terpuruk.

Bisa dibayangkan, Hongkong yang tadinya menjadi salah satu tujuan wisatawan dunia terfavorit kini dunia pariwisatanya mengalami kelumpuhan total.

Dampak demonstrasi yang tidak berujung ini memang sudah menimbulkan efek domino karena runtuhnya  pariwisata Hongkong merembet ke bisnis lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline