Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang akhir akhir ini melanda sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan memang telah menjadi fokus berita dan perhatian dunia.
Stasiun televisi Al Jazeera misalnya sudah beberapa kali menyiarkan berita terkait kathutla ini termasuk dua berita terahir yang menampilkan horizon langit di wilayah terdampak yang memerah.
Karhutla yang melanda Sumatera dan Kalimantan mau tidak mau menjadi perhatian dunia karena asap yang dihasilkan dari kebakaran di wilayah ini mulai merambah ke negeri tetangga.
Masalah kebakaran hutan ini juga menjadi bagian dari pemberitaan di tengah konferensi iklim dunia yang saat ini sedang berlangsung.
Terlepas dari kontroversi adanya indikasi perusahan sawit Malaysia berperan dalam kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan, keperdulian pemerintah Malaysia terhadap kesehatan pelajar dan mahasisnya yang sedang belajar di wilayah Sumatera seperti Riau dan Jambi memang perlu dijadikan contoh.
Keperdulian pemerintah Malaysia ini tercermin dari tindakannya memulangkan sementara mahasiswa dan pelajar mulai minggu ini dari wilayah Riau dan Jambi dan wilayah lainnya yang terpapar asap yang membahayakan kesehatan sampai pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa udara di wilayah tersebut kembali sehat.
Tidak tanggung tanggung kepulangan pelajar dan mahasiswa ini disambut langsung oleh Menteri Pendidikan Malaysia dan jajarannya di bandara internasional Kuala Lumpur. Jumlah yang dipulangkan menurut ukuran Indonesia memang tidak banyak, yaitu sekitar 300 orang pelajar dan mahasiswa yang terdampak asap.
Kepulangan pelajar dan mahasiswa ini terdiri dalam beberapa tahapan dengan jumlah kedatangan per kelompoknya hanya mencapai sekitar 24 sampai 47 pelajar dan mahasiswa. Bagi pelajar dan mahasiswa yang memiliki masalah kepulangan ke Malaysia akan diungsikan sementara ke Jakarta.
Penyambutan langsung kepulangan pelajar dan mahasiswa oleh Menteri pendidikan menggambarkan betapa perdulinya pemerintah Malaysia terhadap generasi muda Malaysia. Pemerintah Malaysia menyadari penuh bahwa pelajar dan mahasiswa merupakan aset yang tidak ternilai bagi pembangunan Malaysia di masa mendatang.
Pemerintah Malaysia sadar betul bahwa generasi muda yang pintar dan sehat akan menentukan langkah Malaysia ke depan. Oleh sebab itu asap yang saat ini mengepung di sebagian wilayah Sumatera ini dianggap serius dapat membahayakan kesehatan generasi mudah Malaysia.
Tindakan memulangkan sementara pelajar dan mahasiswa Malaysia oleh pemerintah tentunya bukanlah keputusan dan pekerjaan mudah karena menyangkut berbagai aspek, seperti misalnya aspek akademik, manajemen dan biaya, sehingga memerlukan penangan yang serius.