Rokok elektrik (E-cigarettes) atau yang lebih dikenal sebagai vape tidak dipungkiri semakin popular di kalangan perokok. Hal ini tercermin dari data yang dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia (WHO) yang menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 7 tahun saja (2011-2018) angka pengguna Vape meningkat sebanyak 34 juta pengguna dimana pengguna vape dunia di tahun 2018 tercatat sebanyak 41 juta orang.
Saat ini diperkirakan jumlah pengguna vape dunia mencapai 44 juta orang Menurut BBC, 10 negara pangsa pasar utama rokok elektrik ini adalah: Amerika, Inggris, Perancis, Jerman, Cina, Kananda, Polandia, italia, Rusia dan Afrika Selatan.
Peningkatan angka pengguna vape ini memang sangat mengkhawatirkan karena secara global walaupun mengalami sedikit penurunan saat ini jumlah perokok tradisional dunia saja sudah mencapai sekitar 1 milyar perokok.
Dua negara papan atas pengkonsumsi terbesar tembakau alias perokok adalah Tiongkok dan India. Sebagai contoh di India jumlah perokoknya mencapai lebih dari 100 juta orang. Di kedua negara ini lebih dari 900.000 orang meninggal akibat penyakit yang terkait dengan rokok.
Solusi?
Kemunculan vape memang menjadi fenomena tersendiri karena vape yang tadinya dimaksudkan sebagai cara lain membantu mengurangi kecanduan merokok ternyata diduga berdampak negatif pada kesehatan.
Vape pada dasarnya seperti memimik rokok tradisional tapi berupa menghisap campuran antara nikotin, air, pelarut dan berbagai rasa.
Fenomena semakin populernya vape ini memang tidak terlepas sebagai tren gaya hidup modern di kalangan tertentu sebagai pengganti rokok.
Jika dirinci lebih lanjut maka sebanyak 33% pengguna vape ini adalah yang berniat berhenti merokok secara tradisional, 11,5% mantan perokok, 10% kalangan usia muda(11-18 tahun) yang telah mencoba (House and Commons Research Library, 2019).
Menurut Euromonitor Internasional, Vape menjadi fokus industri yang menggiurkan karena uang yang terlibat di dalamnya sangat besar. Sebagai contoh pada tahun 2018 di Amerika, Inggris dan Perancis saja para pengguna vape atau yang lebih dikenal sebagai vaper menghabiskan uang sekitar US $10 milyar.
Secara global diperkirakan industri rokok elektrik saat ini mencapai US $19,3 milyar yang meningkat 5 kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2014 lalu. Tren peningkatan ini diperkirakan akan terus melaju sampai tahun 2021 yang diperkirakan para vaper akan menghabisan uang sebesar US$ 55 milyar dalam setahunnya.