Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

#TheyAreUs

Diperbarui: 16 Maret 2019   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Gulf News

Penembakan yang terjadi di dua masjid di Selandia Baru saat berlangsungnya sholat Jumat telah mengucang dunia.  Dunia  bersatu  mengutuk serangan brutal ini sebagai aksi terorisme yang tidak dapat dibenarkan dipandang dari segi apapun.

Segera setelah terjadinya peristiwa penembakan yang memakan banyak korban jiwa dan luka luka ini,  Perdana Menteri New Zealand mengutuk keras peristiwa diluar norma kemanusiaan ini dan menutup pernyataan singkatnya dengan kata "They are us".

Kalimat  ini memang sangat singkat namun penuh makna dan sangat  mendalam sekali artinya karena menunjukkan nilai hakiki kemanusiaan yang diciptakan bersuku dan berbangsa  bangsa sehingga perbedaan merupakan suatu keniscayaan.

Sontak saja kalimat singkat yang penuh makna ini menjadi trending  dunia dan banyak tokoh dunia yang mengutip kalimat sangat ini sebagai bagian dari ungkapan keprihatinannya.

Perdana Menteri Selandia Baru sadar sekali bahwa jika ditinjau dari segi sejarah, maka suku Maori lah yang merupakan penduduk asli New Zealand.  Artinya apapun latar belakangnya penduduk New Zealand saat ini merupakan pendatang.

Dalam manifesto yang dipublikasikan beberpa bulan sebelum peristiwa ini terjadi,  tersangka utama pelaku yang merupakan warga negara Australia secara kental mengungkap sikap dan pola pikir  white supremacy dan anti pendatang dan anti migran serta anti muslim.  Faham ektrim kanan seperti ini memang sangat sulit dipahami dan dicerna karena sesunguhnya pelakupun walaupun berkulit putih juga merupakan keturunan migran.

Sama seperti New Zealand, Australia memiliki penduduk asli yaitu Aborigin, sehingga semua penduduk Australia saat ini merupakan penduduk migran yang merupakan dampak dari gelombang migrasi penduduk dunia ke Australia yang terjadi dalam beberapa gelombang.

Ketidak fahaman akan gelombang imigrasi dunia ini membuat pelaku terkungkung dalam  kerangkeng superioritas dan gagal faham dalam memaknai keragaman manusia. 

Akibat ketidak mengertian ini benih benih kebencian mulai tumbuh subur dalam benaknya dan membuat tersangka secara tidak sadar menjadikan pola pikirnya menjadi ekstrim dan menghancurkan akal sehatnya.

Kata "The are us " menyadarkan kita semua bahwa manusia itu memang diciptakan beragam untuk saling mengenal satu dengan lainnya.  Keragaman inilah yang membuat manusia dapat bertahan di muka bumi sampai saat ini.

Ekstrimisme dan anomali pola pikir ini dapat terjadi pada siapa saja, dari  kelompok apa saja, suku apa saja dan dari bangsa apa saja sehingga sangat tidak bijak jika memandang peristiwa tragis ini sebagai tindakan dari kelompok tertentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline