Jika kita akhir akhir ini merasa semakin panas, janganlah heran karena data yang baru saja dikeluarkan oleh World Meteorological Organization (WMO) memang menunjukkan bahwa suhu pada bulan November 2018 lalu merupakan salah satu suhu terpanas yang pernah tercatat sejak tahun 1850.
Tidak hanya sampai disitu saja menurut WMO, rekor 20 suhu terpanas terjadi pada periode 22 tahun terakhir.
Bulan Oktober lalu PBB mengeluarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dalam jangka panjang rataan suhu bumi akan meningkat sampai 1,5oC
Pada peirode 2019-2023 diperkirakan suhu akan 1.03-1,57oC berada di atas rataan suhu periode 1850-1900 yang membuat bumi semakin panas.
PBB bahkan menyatakan bahwa dunia memasuki period 4 tahun terpanas yang menandai perubahan iklim dunia jangka panjang.
Data menunjukkan bahwa rataan suhu tahun lalu berada di posisi 1oC lebih tinggi di atas rataan suhu di periode sebelum era industri.
Tahun 2016 tercatat sebagai tahun terpanas akibat fenomena El Nino yang suhunya lebih tinggi dari rataan suhu di tahun 2015, 2017 dan tahun 2018.
Pemanasan bumi ini ternyata tidak saja hanya sebatas meningkatnya suhu, namun juga menimbulkan efek lanjutannya berupa cuaca ekstrim yang menimbulkan kekeringan, badai dan banjir bandang, mewabahnya penyakit, kekurangan pangan akibat gagal panen dll.
Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah ke depan fenomena memanasnya bumi dan kejadian bencana alam diperkirakan akan semakin meningkat. Diprediksi pada periode waktu 2014-2023 merupakan periode suhu terpanas dalam periode 150 tahun ini.
Dalam jangka panjang fenomena meningkatnya suhu ini akan berakibat gelombang panas, banjir di wilayah pesisir, perubahan kelembaban serta perubahan ekosistem yang tentunya berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia dan flora serta fauna di wilayah yang terdampak.
Fenomena alam ini juga menimbulkan kerugian yang sangat besar. Menurut catatan dari 14 kejadian alam menimbulkan kerugian total mencapai US$ 91 milyar dan memakan korban jiwa 247 orang.