Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Blue Economy, Menyelaraskan Kehidupan Manusia dan Air

Diperbarui: 1 Desember 2018   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blue Economy harapan baru dunia. Photo: deccanchronicle.com

Tidak ada yang dapat membantah bahwa kehidupan di muka bumi ini sangat tergantung pada karbon dan air.  Namun justru akibat aktivitas  manusia  kedua faktor ini kini  menjadi masalah serius yang apabila tidak ditangani serius  akan mempengaruhi kualitas manusia generasi mendatang.

Tidak pelak lagi aktivitas manusia selama ratusan terakhir ini berdampak besar pada kerusakan lingkungan yang berakibat pada perubahan lingkungan global secara drastis. Aktivitas manusia dimuka bumi ini berdampak langsung pada pencemaran udara, pemucatan terumbu karang dan over-fishing dll.

Konsep Blue Economy pada intinya memanfaatkan sumberdaya perairan (laut, danau dan sungai) untuk kepentingan manusia secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.  Sehingga dengan konsep Blue Economy ini  diharapkan laju kerusakan lingkungan air dapat dikurangi.

Bertolak dari keprihatinan ini dunia baru saua usai mengadakan perhelatan  The Sustainable Blue Economy Conference. Konferensi Ekonomi Biru berkelanjutan  ini  diikuti lebih dari 18.000 peserta dari 184 negara dan melibatkan lebih dari 200 pembicara.  

Blue economy. Sumber: North Carolina Sea Grant - NC State University

Konferensi yang berlangsung dari tanggal 28-28 November lalu di Nairobi, Kenya ini diharapkan menjadi  momentum baru membangun ekonomi biru ramah lingkungan berbasis air dan perairan.

Konferensi ini merupakan bagian dari program global terkait lingkungan seperti : konferensi "the momentum of the UN's 2030 Agenda for Sustainable Development, the 2015 Climate Change" yang dilaksanakan di Paris tahun 2015 lalu dan konferensi "Paris and the UN Ocean Conference 2017 Call to Action" yang diselenggarakan pada tahun 2017 lalu.

Kunci kesuksesan peluncuran Blue Economy ini  akan sangat tergantung pada bagaimana dunia menyeimbangkan antara kepentingan pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga kualitas perairan  melalui pemanfaatan teknologi baru dan inovasi baru ramah lingkungan.

Keberhasilan Blue Economy ini tampaknya akan sangat tergantung pada keberhasilan dunia menangani permasalahan  global  berikut:

Emisi karbon
Emisi karbon memang menjadi permasalahan utama yang berpengaruh langsung pada kualitas sumberdaya perairan.  Oleh sebab ini konsep Blue Economy sangat erat hubungannya dengan bagaimana cara dunia  meminimumkan emisi karbon ini melalui pemanfaatan sumber energi terbarukan dan menjamin rute kapal dapat direncanakan  dengan lebih baik untuk mengurangi tingkat polusi.

Pemanfaatan Sumberdaya 
Blue Economy pada intinya menyimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pemeliharaan sumberdaya perairan.  Oleh sebab itu Blue Economy menekankan pada pemanfaatan sumberdaya perairan secara lebih bijak.  Konsep Blue Economy memfokuskan pada kesepakatan dunia untuk mengurangi  illegal fishing dan over-fishing.

Data empiris menunjukkan bahwa dalam kurun waktui 10 tahun terakhir ini  dampak illegal fishing dan over-fishing terhadap cadangan stok ikan dunia memang sangat signifikan dan berdampak pada kerusakan ekosistim laut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline