Tidak ada yang dapat membantah bahwa kehidupan di muka bumi ini sangat tergantung pada karbon dan air. Namun justru akibat aktivitas manusia kedua faktor ini kini menjadi masalah serius yang apabila tidak ditangani serius akan mempengaruhi kualitas manusia generasi mendatang.
Tidak pelak lagi aktivitas manusia selama ratusan terakhir ini berdampak besar pada kerusakan lingkungan yang berakibat pada perubahan lingkungan global secara drastis. Aktivitas manusia dimuka bumi ini berdampak langsung pada pencemaran udara, pemucatan terumbu karang dan over-fishing dll.
Konsep Blue Economy pada intinya memanfaatkan sumberdaya perairan (laut, danau dan sungai) untuk kepentingan manusia secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Sehingga dengan konsep Blue Economy ini diharapkan laju kerusakan lingkungan air dapat dikurangi.
Bertolak dari keprihatinan ini dunia baru saua usai mengadakan perhelatan The Sustainable Blue Economy Conference. Konferensi Ekonomi Biru berkelanjutan ini diikuti lebih dari 18.000 peserta dari 184 negara dan melibatkan lebih dari 200 pembicara.
Konferensi yang berlangsung dari tanggal 28-28 November lalu di Nairobi, Kenya ini diharapkan menjadi momentum baru membangun ekonomi biru ramah lingkungan berbasis air dan perairan.
Konferensi ini merupakan bagian dari program global terkait lingkungan seperti : konferensi "the momentum of the UN's 2030 Agenda for Sustainable Development, the 2015 Climate Change" yang dilaksanakan di Paris tahun 2015 lalu dan konferensi "Paris and the UN Ocean Conference 2017 Call to Action" yang diselenggarakan pada tahun 2017 lalu.
Kunci kesuksesan peluncuran Blue Economy ini akan sangat tergantung pada bagaimana dunia menyeimbangkan antara kepentingan pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga kualitas perairan melalui pemanfaatan teknologi baru dan inovasi baru ramah lingkungan.
Keberhasilan Blue Economy ini tampaknya akan sangat tergantung pada keberhasilan dunia menangani permasalahan global berikut:
Emisi karbon
Emisi karbon memang menjadi permasalahan utama yang berpengaruh langsung pada kualitas sumberdaya perairan. Oleh sebab ini konsep Blue Economy sangat erat hubungannya dengan bagaimana cara dunia meminimumkan emisi karbon ini melalui pemanfaatan sumber energi terbarukan dan menjamin rute kapal dapat direncanakan dengan lebih baik untuk mengurangi tingkat polusi.
Pemanfaatan Sumberdaya
Blue Economy pada intinya menyimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pemeliharaan sumberdaya perairan. Oleh sebab itu Blue Economy menekankan pada pemanfaatan sumberdaya perairan secara lebih bijak. Konsep Blue Economy memfokuskan pada kesepakatan dunia untuk mengurangi illegal fishing dan over-fishing.
Data empiris menunjukkan bahwa dalam kurun waktui 10 tahun terakhir ini dampak illegal fishing dan over-fishing terhadap cadangan stok ikan dunia memang sangat signifikan dan berdampak pada kerusakan ekosistim laut.