Dalam kehidupan moderen saat ini banyak diantara kita tidak menyadari bahwa produk yang kita gunakan sehari hari ternyata berdampak besar bagi penurunan kualitas lingkungan. Dampak terhadap lingkungan ini dapat berupa perubahan ekosistem, mengganggu ketersediaan air, mengubah tingkah laku makhluk hidup dll.
Sebagi contoh produk tabir surya yang kita gunakan paling tidak mengandung 10 bahan kimia yang bersifat racun bagi kehidupan laut dan juga kesehatan terumbu karang. Bahan kimia ini sudah diteliti disamping dapat membunuh satwa laut juga menyebabkan pemucatan karang.
Kita juga sering tidak menyadari bahwa makanan yang kita konsumsi ternyata dalam proses produksinya mengganggu ataupun merusak alam.
Kita ambil saja dua produk buah yaitu nenas ada advokat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menghasilkan 1 buah advokat diperlukan 272 liter air. Hal ini tentunya berpotensi mengganggu kesimbangan lingkungan terutama ketersediaan air di wilayah perkebunan advokat.
Studi kasus yang dilakukan di negara Chile sebagai salah satu produsen advokat dunia menunjukkan bahwa untuk membangun dan menjaga eksistensi perkebunan advokat skala menengah dan besar, perlu dilakukan pengalihan aliran sungai dan rekayasa lingkungan lainnya agar air terus tersedia.
Akibatnya wilayah pemukiman di sekitar perkebunan mengalami kekeringan dan kekurangan air.
Sama halnya dengan buah advokat, nanas yang merupakan buah buahan yang tergolong sebagai tanaman yang tumbuh cepat ternyata memerlukan lahan yang luas.
Sebagai contoh perkebunan nanas besar di Costa Rica yang merupakan salah satu penghasil nenas utama dunia memerlukan ribuan hektar lahan. Lahan ini didapat dengan membabat dan mengkonversi hutan alami menjadi perkebunan.
Kerusakan lingkungan hutan akibat konversi ini saat ini sudah menjadi perhatian pemerhati lingkungan. Di samping itu untuk menghasilkan buah nenas yang baik ternyata dibutuhkan banyak insektisida yang berdampak buruk pada lingkungan.
Produk sehari hari yang erat hubungannya dengan kualitas lingkungan adalah produk yang berasal dari kelapa sawit.
Tidak dapat dipungkiri memang kelapa sawit merupakan salah satu tumbuhan yang paling efisien dalam menghasilkan minyak namun aktivitas perkebunan sawit ini berdampak pada deforestasi.