Jika kita memperhatikan berita politik yang marak menghiasi media masa dan elektronik akhir akhir ini, kita tentunya akan menemukan fenomena menarik dimana kita akan menemukan ada orang atau kelompok orang yang selalu menyalahkan dan berpikir negatif terhadap orang lain terutama lawan politiknya.
Dalam penulisan artikel ini saya tidak tertarik membahas dan mengkaitkan prilaku ini dengan afiliasi politik seseorang tapi lebih tertarik membahas prilaku orang tersebut dari segi psikologis yang selalu berpikir negatif dan selalu menyalahkan apa saja yang dilakukan oleh orang lain terutama tentunya lawan poltiknya.
Sudat pandang analisa tentunya akan berbeda antara sudut pandang analisa politik dan psikologi. Bagi orang politik menyudutkan pihak lawan politik mungkin saja dianggap sebagai suatu strategi bertahan sekaligus menyerang lawan politik.
Namun jika dipandang dari segi psikologi prilaku selalu menyalahkan orang lain ini jika sudah kronis akan terkait dengan kelainan jiwa tanpa disadari oleh orang yang bersangkutan.
Berpikir negatif baik terhadap diri sendiri maupun orang lain seringkali dikategorikan sebagai cara berpikir yang tidak sehat karena jika tidak dapat dikendalikan dan gejalanya akut, maka akan membuat orang tersebut mengalami depresi, kegelisahan dan stress dan akhirnya dalam jangka panjang akan mengakibatkan stress kronis.
Dalam ilmu psikologi paling tidak ada 3 penyebab utama mengapa ada orang yang selalu berpikir negatif dan selalu menyalahkan apa saja yang dilakukan oleh orang lain terutama lawan politiknya.
Sinisme Kronis
Orang yang memiliki karakter ini biasanya selalu berpikir dan mengkritisi serta tidak percaya pada orang lain. Orang ini menganggap orang lain sebagai ancaman karena membahayakan dirinya.
Biasanya orang yang memiliki kelainan ini seringkali memperlihatkan prilaku culas dan curang, selalu ingin mengambil keuntungan bagi diri sendiri serta menjatuhkan orang lain.
Dari segi kesehatan dalam jangka panjang orang yang mengalami kelainan ini akan mengalami frustrasi dan menghancurkan persahabatan yang telah dijalinnya dan yang lebih berbahaya lagi adalah meningkatnya tekanan darahnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki kelainan ini terkait dengan kelainan pada kromoson di bagian pendek kromosom telomere nya. Jadi kondisi sinisme kronis ini tidak saja terkait dengan kondisi psikologis namun juga menyangkut kelainan genetik yang dialaminya