Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Hepatitis C Bahaya Baru Penduduk Asia Tenggara

Diperbarui: 7 Agustus 2018   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: The Guardian

Penyakit  yang disebabkan oleh virus ini memang sedang menghantui dunia karena selain penyebarannya yang semakin meluas, penyakit ini jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan kegagalan fungsi hati dan menyebabkan kematian.

Menurut WHO, penyakit hepatitis C sering dikaitkan juga dengan HIV/AIDS yang juga menjadi masalah besar kesehatan dunia.

Kesulitan penanggulan penyakit di berbagai belahan dunia  terkait dengan kendala sigma dan sikap yang ada di masyarakat di negara negara yang rawan terhadap penyebaran penyakit hepatitis C.

Hasil survey yang dilakukan oleh Coalition+ terhadap orang yang memiliki resiko tinggi terkena penyakit ini di India, Indonesia, Malaysia, Maroko dan Thailand menunjukkan bahwa orang India dan Thailand lebih khawatir dengan biaya pengobatan yang tinggi.   Sedangkan orang Indonesia, Malaysia dan Maroko lebih khawatir kepada lamanya pengobatan yang diperlukan untuk penyembuhan penyakit ini.

Distribusi penyakit Hepatitis C dunia tahun 2017. Sumber: www.reliasmedia.com

Data WHO yang dikeluarkan pada tahun 2017 menunjukkan bahwa wilayah Asia Tenggara berkontribusi sebesar  10% dari 71 juta penderita hepatitis C dunia.  Dalam hal ini Indonesia menjadi sorotan WHO akibat minimnya  tenaga medis yang ahli di bidang penyakit ini.  WHO menyatakan bahwa dari 250 juta penduduk dunia, Indonesia hanya memiliki 130 dokter ahli Hepatitis saja.

Sulit di eradikasi

Penyakit hepatitis C digolongkan kedalam blood-borne viral diseases.  Pada umumnya penyebaran penyakit hepatitis C umumnya disebabkan melalui  transfusi darah orang yang terinfeksi virus ini, penggunaan jarum suntik bersama dan juga hubungan sexual. 

Data empiris menunjukkan bahwa banyak penderita hepatitis C ini juga terinfeksi HIV sehingga  membuat penyakit ini sulit dieradikasi. Setiap tahunnya tercatat sebanyak 250.000-500.000 penderita hepatitis C meninggal dunia.

Menurut data WHO hepatitis C ini  mulai merebak dan meluas di negara negara di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Penyebaran yang cepat di wilayah Asia tenggara ini umumnya disebabkan karena buruknya pelayanan kesehatan dan stigma yang melekat pada penderita penyakit ini sehingga menyulitkan untuk menurunkan angka penderita di wilayah ini.

Stigma yang melekat pada penderita ini misalnya pelarangan untuk merangkul anak dan anggota keluarga lainnya serta anjuran memisahkan pakaian penderita karena dianggap bahwa penyakit ini dapat ditularkan melalui keringat.

Pendiagnosaan penyakit hepatitis C memang memerlukan waktu lama yaitu rata rata sekitar  10 hari dengan biaya yang cukup mahal. Namun saat ini biaya pengobatan penyakit hepatitis C ini semakin menurun dalam kurun waktu 7 tahun terakhir ini. Sebagai contoh di Malaysia ongkos pengobatan menurun dari   sekitar Rp.  18 juta menjadi Rp.  4,5 juta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline