Sumo yang merupakan olahraga tradisional Jepang yang sudah ada selama ratusan tahun lamanya dapat diibaratkan sebagai perpaduan antara kekuatan, kedisiplinan dan mungkin juga militerisme.
Pesumo atau yang disebut sebagai Rikishi ini sudah pasti suatu saat pernah memimpikan akan mencapai rangking tertinggi yang dinamakan Yokozuna alias Grand Champion yang sangat sulit dicapai dan tidak semua pesumo akan dapat meraih gelar ini.
Disamping prestasi yang cemerlang di arena yang berbentuk melingkar dengan ukuran tertentu yang disebut dengan dohyo ini, seseorang yang akan dinobatkan sebagai Yokozuna harus melalui seleksi ketat dari komite yang terdiri dari sesepuh sumo, pemuka agama dan unsur masyarakat lainnya yang akan menentukan apakah secara norma dan moral pesumo tersebut pantas dinobatkan menjadi Yokozuna.
Jadi tidak heran jika penobatan Yokozuna tidak saja merupakan peristiwa besar bagi pesumo namun juga berita besar bagi Jepang dan dunia. Sosok Yokozuna dianggap sebagai lambang prestasi dan panutan masyarakat.
Kisah kemanusiaan ini bermula ketika seorang pemuda Mongolia yang berusia 16 tahun yang mempertaruhkan nasibnya di Jepang untuk menjadi pesumo. Pemuda yang bernama Harumafuji ini berhasil menunjukkan keuletan dan kepiawaiannya dalam menjatuhkan lawannya dan mendorong lawannya keluar arena. Akhirnya pada tahun 2012 Harumafuji berhasil meraih rangking tertinggi dalam olahraga sumo yaitu Yokozuna.
Peristiwa ini memang sangat istimewa karena disamping prestasinya yang luar biasa juga sekaligus memperkokoh dominasi orang Mongolia dalam olahraga paling bergengsi di Jepang ini. Saat ini tercatat prestasi kemenangan terbanyak pun ditorehkan dan masih dipegang oleh pesumo Mongolia yang bernama Hakuho. Yokozuna Hakuho yang masih aktif sampai saat ini menorehkan kemenangan demi kemenangan dianggap sebagai pesumo terbesar dalam sejarah Sumo Jepang.
Kebanggaan, kemegahan, prestasi dan reputasi Yokozuna Harumafuji yang kini berusia 33 tahun ini dalam 2 bulan terakhir ini hancur lebur akibat terlibat kasus kekerasan fisik terhadap juniornya yang bernama Takanoiwa yang juga berasal dari Mongolia pada bulan Oktober tahun 2017 lalu.
Kasus ini menjadi pemberitaan besar di Jepang mengalahkan pemberitaan tentang program nuklir Korea Utara. Kasus ini terungkap kepermukaan akibat tercium oleh press. Dalam kasus ini Harumafuji mengakui kesalahannya karena telah memukul kepala Takanoiwa dengan remote control mesin karaoke di tempat karaoke yang bernama Tottori.
Alasan kenapa Harumafuji memukul juniornya ini adalah karena Takanoiwa dianggap tidak menghargai Harumafuji sebagai seniornya ketika sedang memberikan arahan dengan memperhatikan HP nya. Akibatnya Takanoiwa dibawa ke rumah sakit untuk dirawat karena menderita geger otak dan retak pada tengkorak kepalanya.
Dalam olahraga sumo hieraki senioritas memang sangat ketat sampai dalam hal menu, tatacara makan serta akomodasi pun harus berdasarkan urutan prestasi dan senioritas. Tradisi hirarki yang sangat ketat ini akan mewarnai cara hidup seorang pesumo.
Memberi pelajaran bagi junior agar timbul respek memang sudah menjadi budaya dalam olahraga sumo, namun tetap saja kekerasan yang dilakukan oleh Harumafuji dianggap tidak lazim karena dikategorikan sebagai tindakan yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang Yokozunayang menjadi panutan. Akibat dari tindakan kekerasan ini tentunya sudah dapat dibayangkan karena akan menjadi berita besar tidak saja di tingkat nasional namun juga internasional.