Dunia dalam 2 hari ini dikejutkan dengan kejadian yang luar biasa di Iran. Kejadian luar biasa tersebut adalah demontrasi massa yang terjadi di beberapa kota besar di negara tersebut.
Disebut kejadian luar biasa karena demonstrasi antipemerintah memang hampir tidak pernah terjadi dalam jumlah yang sangat besar. Kalaupun ada gerakan antipemerintah, tentunya gerakan ini terjadi di bawah tanah.
Demonstrasi yang semula memprotes susahnya kehidupan masyarakat akibat tidak terjangkaunya harga ini dengan cepat berubah menjadi demonstrasi antipemerintah yang menganggap bahwa pemerintah tidak becus mengelola ekonomi negara dan juga adanya dugaan korupsi di kalangan elit pemerintah.
Saat ini Iran dihadapkan pada kondisi ekonomi yang terus melesu dan angka pengangguran yang tinggi di samping tentunya harga kebutuhan sehari-hari yang melonjak tajam sehingga membuat rakyat Iran terkena imbasnya. Kenaikan harga memang sangat membebani masyarakat karena menyentuh hampir semua barang kehidupan sehari hari masyarakat. Sebagai contoh harga telur dalam 6 bulan terakhir ini telah naik sebesar 40%.
Para demonstran yang digerakkan oleh mahasiswa dan elit masyarakat Iran lainnya menganggap bahwa pemerintah tidak memperhatikan kepentingan masyarakat, karena fokus perhatiannya lebih diarahkan kepada masalah politik luar negeri seperti misalnya masalah Syria dan Palestina.
Masyarakat Iran sebenarnya sangat berharap adanya perbaikan kehidupannya ketika terjadi kesepakatan perjanjian nuklir antara Iran dengan dunia pada tahun 2015 di mana dengan memperbolehkan inspeksi internasional pada fasilitas nuklir Iran, Iran mendapatkan timbal balik yaitu diangkatnya sebagian sanksi ekonomi internasional.
Sejak disepakatinya perjanjian pengawasan nuklir Iran tahun 2015 ini, perbaikan ekonomi memang sudah mulai tampak, namun masyarakat Iran menganggap perubahannya teralu lambat dan tidak menyentuh mereka, karena pemerintah Iran dianggap lebih memfokuskan perhatiaannya pada masalah internasional dibanding dengan masalah domestik.
Kesulitan kehidupan masyarakat ini dianggap sebagai akibat ketidak mampuan pemerintah mengelola ekonomi dan membiarkan terjadinya korupsi di kalangan elit pemerintah. Rancangan anggaran belanja Iran yang akan dikeluarkan bulan ini menunjukkan adanya pemotongan anggaran untuk program program yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat, namun di lain pihak meningkatkan anggaran untuk institusi keagamaan dan revolusi Iran.
Pergeseran arah demonstrasi yang tadinya menuntut perbaikan ekonomi ke arah politik sangat jelas terlihat ketika para demonstran meneriakkan slogan "Death or freedom", "Death to Khamenei", "Forget Palestine", "No to Gaza", "No to Lebanon". Keterkungkungan kebebasan berpendapat masyarakat Iran kini meledak dengan adanya demonstrasi dengan jumlah massa yang cukup besar ini.
Dunia terkejut melihat fenomena yang sangat jarang terjadi di Iran ini mengingat kontrol yang sangat kuat dari pimpinan pemerintah dan pimpinan Agama di negara ini.
Demontrasi anti pemerintah ini tentunya tidak dianggap sepele oleh pemerintah Iran, karena jika tidak ditangani dengan baik maka tidak mungkin sebagaimana negara lainnya di Arab, Iran juga akan terimbas dengan gelombang Arab Spring yang mulai melanda negara-negara Arab tahun 2011 lalu yang berhasil menggulingkan pemerintahan diktaktor sekaligus membawa perubahan besar peta perpolitikan di negara-negara Timur Tengah.
Saat ini Iran memang merupakan satu dari sedikit negara Timur Tengah yang belum dapat tersentuh oleh pengaruh politik negara barat. Kekuatan Iran dalam mengkonsolidasi yang didasari oleh kombinasi pemerintahan terkontrol dan agama ini tentunya membuat Israel dan sekutunya geram.
Tidak sampai disitu saja perseteruan Iran dengan negara Arab lainnya yang tidak sehaluan seperti Arab Saudi sudah muncul ke permukaan yang membuat Iran terisolasi di wilayah ini tidak saja oleh negara barat namun juga negara Arab.