Tidak ada yang menyangka bahwa ketika Neil Papworth seorang ahli teknik Inggris untuk pertama kalinya di dunia 25 tahun yang lalu tepatnya tanggal 3 Desember 1992 mengirimkan SMS pertama kalinya dari komputer ke mobile phone milik direktur Vodafone Richard Jarvis akan merevolusi total cara berkomunikasi dunia.
Pesan SMS yang dikirim Neil Papworth sangat sederhana, yaitu hanya berupa ucapan "Merry Christmas" dan pada saat itupun telepon genggam tidak dapat membalas SMS ini karena teknologinya belum memungkinkan.
Ketika diwancarai pagi ini oleh salah satu stasiun TV Al Jazeera, Neil Papworth sama sekali tidak menyangka jika temuannnya ini berkembang secara drastis dan merevolusi cara kita berkomunikasi sekaligus menyatakan bahwa walaupun dia dianggap sebagai penemu SMS, namun tidak membuatnya menjadi kaya raya.
Untuk menggambarkan betapa drastisnya perkembangan penggunaan SMS ini, di negara kelahiran SMS ini yaitu Inggris , pada tahun 2007 saja sudah tercacat sebanyak 66 milyar SMS yang dikirim dalam setahun. Dalam kurun waktu 5 tahun kemudian angka ini melonjak menjadi 151 milyar SMS dan MMS yang dikirim. Diperkirakan pada tahun ini angka pengiriman SMS ini mencapai 96 milyar.
Di seluruh dunia angka perkembangan penggunaan SMS ini juga mengalami peningkatan yang sangat drastis. Pada tahun 2013 jumlah SMS yang terkirim di seluruh dunia mencapai angka 8,16 trilyun dan meningkat menjadi 8,30 trilyun pada tahun 2015. Namun pada tahun 2017 menurun menjadi 7,89 trilyun.
Masa keemasan SMS ternyata sudah mulai pudar dengan berkembangnya teknologi komunikasi lainnya. Puncak penggunaan SMS ini memang terjadi pada tahun 2012 dan sejak itu terus mengalami penurunan sampai saat ini.
Angka penurunan penggunaan SMS dunia ini tercermin dari data tahun 2017 ini yang memperlihatkan angka pengguna pengiriman pesan melalui berbagai teknologi selain SMS yang mencapai 32 trilyun pesan. Angka ini jauh melampaui penggunaan SMS yang hanya mencapai 7,89 trilyun.
Tidak hanya merevolusi cara komunikasi
Perkembangan penggunaan SMS dan MMS yang demikian drastisnya tidak terlepas dari perkembangan teknologi telpon genggam yang memungkinkan orang dapat berkomunikasi melalui pesan singkat secara dua arah. Era ini dimulai ketika Nokia meluncurkan produk GSM (Global System for Mobile Communication) pada tahun 1992 lalu.
Meledaknya penggunaan SMS ini tentunya membuat para operator selular di seluruh dunia termasuk Indonesia mengeruk keuntungan yang sangat besar dan cenderung greedy alias serakah. Mungkin sebagian dari kita masih ingat ketika kita mengirim SMS masih dibebani dengan biaya yang cukup besar, bahkan kelebihan satu kata saja akan dikenakan biaya tambahan.
Demikian juga di era pertama kali MMS diperkenalkan, untuk mengirimkan satu photo kita harus beripikir dua kali karena akan dikenakan biaya sesuai dengan besarnya ukuran file photo yang dikirim.