Sebagian besar masyarakat dapat dipastikan sudah mengenal penyakit yang dinamakan malaria. Penderita yang terserang malaria biasanya menunjukkan gejala seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala dan sakit di seluruh perototan dan pengobatannya biasanya dilakukan dengan memberikan obat anti malaria seperti misalnya chloroquine dan primaquine.
Namun baru baru ini terdapat kasus baru yang menyerang wilayah Asia Tenggara dan Brasil yang dinamakan malaria kera.
Tidak seperti malaria endemik yang biasa ditemukan di berbagai wilayah di dunia termasuk di Indonesia yang disebabkan oleh parasit Plasmodium vivax yang penyebarannya melalui gigitan nyamuk, malaria kera ini setelah memalui pendeteksian DNA mitokondria ternyata disebabkan oleh parasit jenis lain yaitu Plasmodium simium.
Hal yang sangat mengkhawatirkan adalah sebelumnya malaria jenis baru ini hanya ditemukan pada kera jenis simian, namun kini telah menyebar ke manusia melalui perantara nyamuk.
Kasus terjadinya malaria kera ini pada manusia mulai dideteksi pada awal tahun 2000 an di wilayah Asia Tenggara. Namun kasus ini menjadi perhatian badan kesehatan dunia ketika pada tahun 2015 dan 2016 lalu merebak di Brasil dengan menginfeksi sekitar 50 orang dan sejak tahun 2006 tercatat lebih dari 1000 kasus serangan malaria jenis ini.
Wilayah yang diserang malaria jenis baru ini terutama di wilayah yang berhutan lebat di wilayah Mata Atlntica di Brasil.
Kasus malaria kera yang melanda Brasil dan Asia Tenggara ini mengkonfirmasi telah terjadinya perpindahan penyakit yang biasanya hanya menyerang kera ini kini sudah mulai menyerang manusia menjadikannya sebagai penyakit zoonosis.
Walaupun gejala yang ditimbulkan lebih ringan dari jenis malaria yang biasa menyerang selama ini, namun kasus baru ini cukup mengkhawatirkan karena jika terjadi mutasi lebih lanjut maka terdapat kemungkinan jenis malaria baru ini akan menyebar dengan cepat dari manusia ke manusia.
Kasus malaria kera ini sebenarnya sudah lama terdeteksi, namun seringkali terjadi salah diagnose karena selama ini dianggap parasit yang menyerang adalah Plasmodium vivax. Selama ini malaria kera memang diyakini belum menyebar dari manusia ke manusia secara meluas.
Dari hasil penelusuran pada kasus penyebaran malaria kera di Brazil dideteksi bahwa penyebaran jenis malaria baru ini dari kera ke manusia disebarkan oleh nyamuk jenis Anopheles Kertezia cruzii bukan oleh nyamuk jenis Anopheles darlingi yang selama ini menyebarkan penyakit malaria konvensional.
Memang di tahap awal penyebaran malaria kera ini antar manusia masih relatif kecil, namun mengingat kera tidak menunjukkan gejala malaria jika terserang penyakit ini, maka tentunya akan mempersulit para petugas kesehatan untuk mengeliminasi mendeteksi dan menghentikan penyebaran penyakit malaria ini dari kera ke manusia.