Flu yang biasanya ditandai dengan demam, batuk dan pegal pegal di seluruh tubuh memang sudah umum dialami oleh kebanyakan orang, namun bertambah beratnya dampak flu yang terkadang sampai menyebabkan kematian kini menjadi fokus perhatian bagi para peneliti di bidang kesehatan.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO, angka kematian akibat flu mencapai 250.000 -- 500.000 orang dan cenderung meningkat setiap tahunnya terutama pada kelompok yang rentan seperti orang tua, wanita hamil dan anak anak. Bahkan di negara maju sekalipun yang fasilitas kesehatannya sangat memadai seperti US angka kematian anak akibat flu ini mencapai 113 anak dalam kurun waktu 2004-2017.
Pertanyaan yang muncul adalah : dapatkan flu dicegah atau kalaupun sudah terserang flu dampak negatif akibat infeksi yang ditimbulkan oleh virus flu ini dikurangi?
Sampai saat ini pencegahan flu melalui vaksinasi memang sudah dilakukan, namun mengingat masih mahalnya vaksinasi flu dan juga jangkauannya yang tidak meluas membuat cara ini tidak dapat dilakukan secara masal terutama di negera berkembang. Disamping itu efektivitas vaksinasi flu ini masih belum dapat diandalkan untuk mencegah flu secara total seperti vaksin lainnya.
Ada semacam kepercayaan diri yang bekembang di masyarakat bahwa gizi yang baik dapat membantu kita terhindar dari serangan flu. Pendapat seperti ini ada benarnya, karena memang ada nurien tertentu pada makanan yang memang ada kaitannya dengan peningkatan sistem pertahanan tubuh kita.
Para peneliti dari School of Medicine di Washington University di St Louis yang dipublikasikan di Jurnal ilmiah bergengsi dunia Science pada tanggal 4 Agustus lalu mencoba menguak misteri ini. Berangkat dari kenyataan bahwa dampak flu bervariasi antar individu, para peneliti ini mencari jawabannya sekaligus menjawab pertanyaan apakah flu dapat dicegah secara alami?
Ada dua faktor yang yang sangat berperan dalam mencegah flu ini, yaitu mikroba yang ada dalam saluran pencernaan kita dan juga flavonoids yang berasal dari makanan yang kita konsumsi.
Mikroorganisme yang ada di saluran pencernaan kita ternyata tidak hanya berperan membantu mencerna makanan saja namun berperan dan berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Penemuan ini menjawab pertanyaan mengapa dampak flu berbeda antar individu, karena memang komposisi mikroba masing masing invidu juga berbeda.
Flavonoids yang umum ditemukan pada jenis makanan tertentu seperti teh jenis black teadan Green Tea, anggur merah dan blueberry memang sudah diteliti memiliki hubungan yang erat sebagai zat pelindung yang membantu sistem kekebalan tubuh kita.
Hal yang paling menonjol dari hasil penelitian ini adalah kolaborasi antara mikroba yang ada di saluran percernaan dan flavonoids ini berpotensi digunakan sebagai pencegah flu secara alamiah.
Makanan yang kaya akan flavonoids saja ternyata tidak cukup untuk mencegah terjadinya flu jika tidak disertai dengan keberadaan mikroorganisme tertentu dalam jumlah yang cukup.