Menyaksikan hiruk pikuk pilkada DKI yang baru saja usai memang sangat menarik. Kita seolah sedang menyaksikan tayangan sandiwara di panggung yang memerankan berbagai karakter. Salah satu karakter yang menarik untuk dibahas adalah sikap tidak toleran yang dipertontonkan.
Mungkin kita bertanya mengapa sikap tidak toleran itu dapat timbul pada seseorang atau sekelompok orang?
Manusia adalah mahluk sosial yang tentunya memerlukan manusia lainnya agar dapat bertahan hidup. Di dalam kehidupan bermasyarakat, toleransi sangat diperlukan untuk menciptakan suasana harmonis.
Jika ditinjau dari segi psikologis memang ada sederetan faktor yang dapat memicu seseorang menjadi tidak toleran.
Salah satu faktor yang membuat seseorang menjadi toleran adalah faktor kepicikan. Biasanya orang yang berpikiran picik memiliki keterbatasan pengetahuan tentang sesuatu dan dalam level yang dangkal. Dengan kepicikan cara berpikirnya, biasanya orang akan terjebak dengan kebenaran relatif terkait dengan pikiran dan pendapatnya.
Dalam situasi seperti ini biasanya orang yang tidak toleran menganggap bahwa pendapat orang lain salah. Dengan pengetahuan yang dangkal ini, biasanya orang yang berpikiran picik memiliki kecenderungan menyerang pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapatnya.
Sikap tidak toleran dapat juga muncul pada orang yang memiliki berbagai pengetahuan namun level sangat dangkal. Terkadang orang yang masuk kategori ini sering kali membanggakan sukses yang diraihnya dan beranggapan bahwa kalau orang lain ingin sukses maka orang tersebut harus mengikuti langkahnya.
Disamping tingkat pengetahuan, kekakuan sifat yang dimiliki seseorang juga dapat menimbukan sikap tidak toleran. Kekakuan ini biasanya disertai dengan sikap membela diri dan menganggap orang yang berbeda dengan dirinya sebagai suatu ancaman terhadap dirinya.
Orang tidak toleran biasanya sangat sulit untuk mendengar dan menerima pendapat orang lain. Sebaliknya dirinya menganggap bahwa orang yang di sekitar dirinya lah yang harus mendengarkan dirinya.
Permasalahan dalam hubungan di keluarga dapat menjadi menjadi pemicu munculnya sikap tidak toleran. Biasanya kondisi ini timbul karena seseorang selalu ingin mengendalikan anggota keluarga lainnya. Orang ini biasanya hanya dapat memiliki hubungan baik dengan orang yang mengikuti perintahnya saja dan ketegangan seringkali muncul dengan anggota keluarga yang tidak mengabaikan dirinya.
Sifat tidak toleran juga seringkali dimiliki oleh seseorang yang sulit memberikan peluang dan kesempatan pada orang lain. Sikap seperti ini didasari oleh keyakinan bahwa jika orang lain diberi peluang dan kesempatan, maka sesuatu yang buruk akan terjadi.