Banyak diantara kita yang bertanya tanya mengapa bayi yang baru dilahirkan dalam waktu singkat dapat merasa aman dan menjalin ikatan batin dengan ibunya?
Fakta menunjukkan bahwa kondisi otak bayi saat dilahirkan berbeda dengan otak orang dewasa karena belum berkembang dengan sempurna. Oleh sebab itu, jika ditinjau dari segi psikologi, maka bayi yang baru dilahirkan akan sangat tergantung pada orang yang memberikan perhatian pada dirinya baik dalam bentuk kecukupan asupan makanan, nutrisi yang didapatnya, kehangatan yang diterimanya dan perhatian yang didapatnya.
Semua bentuk perhatian yang pada umumnya diberikan oleh ibu inilah yang berperan penting dalam perkembangan otak bayi selanjutnya.
Bagaimana mekanismenya?
Minggu lalu para peneliti dari Northeastern University berhasil menguak rahasia terjalinya kepercayaan dan kasih sayang yang terjalin diantara bayi dengan ibunya dan mempublikasikan hasil temuannya di the journal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Hasil studi menunjukkan bahwa kasih sayang dan perhatian yang diberikan oleh ibu kepada bayi yang baru dilahirkan ini memiliki keterkaitan dan hubungan langsung dengan otak bayi. Oleh sebab itu, kasih sayang yang dicurahkan oleh seorang ibu kepada bayinya akan membantu perkembangan otak bayinya dan ke depan akan sangat berperan untuk membentuk kesehatan dan produktivitas sampi bayi tersebut mencapai usia dewasa.
Para peneliti ini berhasil mengidentifikasi bahwa neurotransmitter dopamine lah berperan dalam menciptakan keterkaitan kasih sayang antara bayi yang baru dilahirkan dengan ibunya.
Neurotransmitter dopamine adalah bahan kimia yang berperan sangat penting dalam otak yang memicu motivasi jika mendapatkan reward. Level dopamine pada otak ibu akan mengalami sinkronisasi dengan level dopamine yang ada di otak bayi. Sinkronisasi inilah yang membuat terjalinnya ikatan antara bayi dengan ibunya.
Keterkaitan yang terjalin ini terjadi di otak yang melibatkan jejaring yang dinamakan medial amygdala. Jejaring ini berhubungan erat dengan tingkah laku sosial manusia. Afiliasi sosial antara ibu dengan bayi yang baru dilahirkan ini merupakan stimulator diproduksinya dopamine.
Selama ini dopamine memang telah dibuktikan terkait dengan hubungan sosial. Sebagi contoh jika seseorang sedang sakit dan mengalami depresi, maka dopamine akan berperan. Orang yang sedang sakit akan merasakan lebih baik jika memiliki dukungan kerabat dekat dan teman temannya. Dalam kondisi seperti ini perhatian yang diberikan bukan hanya sekedar berfungsi sebagai ungkapan kasih sayang dan sosial semata namun akan meningkatkan level dopamine.
Level dopamine yang tidak memadai dalam jangka sangat panjang akan berakibat terjadinya penyakit Parkinson, kecanduan dan disfungsi sosial.