Banyak di antara kita tentunya mengetahui bahwa kantong semar merupakan tanaman yang sangat unik dan menggantungkan hidupnya sebagai pemakan serangga dan hewan kecil lainnya yang dikenal dengan tanaman karnivora.
Namun tidak banyak di antara kita yang mengetahui proses evolusi bagaimana sampai tanaman yang unik ini memiliki kebiasaan untuk mengkonsumsi serangga dan hewan kecil lainnya untuk mempertahankan hidupnya.
Baru baru ini rahasia di balik keunikan tanaman kantong semar ini akhirnya diungkap oleh kelompok peneliti dari National Institute for Basic Biology, Okazaki yang dipublikasikan di Nature Ecology and Evolution tanggal 6 February 2017 yang lalu.
Hal yang paling menarik dari hasil penelitian ini adalah ternyata kantong semar dari Australia (Cephalotus follicularis), Asia (Nepenthes alata) dan Amerika (Sarracenia purpurea) walaupun mereka berevolusi terpisah satu dengan lainnya, mengalami proses evolusi yang sama yang menjadikan tanaman ini memiliki kebiasaan membunuh.
Mengapa harus membunuh?
Tanaman kantong semar umumnya tumbuh di habitat yang sangat miskin dan menghasilkan karbon. Kegagalan habitat untuk mendukung pertumbuhan tanaman kantong semar ini membuat tanaman ini kekurangan posfor dan nitrogen yang sangat vital bagi pertumbuhannya karena bertindak sebagai pupuk.
Dalam kondisi seperti ini tanaman kantong semar berevolusi dengan cara yang tidak seperti biasanya, yaitu mengembangkan teknik mendapatkan nutrien dengan cara yang sangat unik.
Tekanan lingkungan yang miskin akan nutrisi inilah yang membuat tanaman ini berevolusi untuk mengkonsumsi serangga yang banyak terdapat di sekitarnya agar dapat bertahan hidup. Protein dan asam nukleat yang dikandung serangga akan menyuplai zat nutrisi tanaman kantong semar jika dicerna oleh tanaman ini.
Proses evolusi yang panjang yang dialami oleh tanaman kantong semar ini akhirnya membuat tanaman ini secara anatomis berkembang secara unik mendukung kemampuan tanaman ini menjebak dan mencerna serangga hasil tangkapannya.
Kantong khusus tanaman ini dilapisi oleh lapisan lilin yang sangat licin yang akan menyulitkan serangga untuk menaikinya jika sudah terperangkap dalam kantong ini. Ditambah lagi dengan jebakan khusus yang akan menutup jika serangga sudah terperangkap di dalam kantong.
Di samping itu tanaman ini juga berevolusi menghasilkan cairan khusus di dasar kantong yang mengandung chitinase, yang memiliki kemampuan untuk mencerna kerangka keras dan daging serangga.