Akhir-akhir ini gonjang ganjing harga cabai yang selangit membuat banyak kalangan pusing dan sekaligus menimbulkan polemik.
Semua orang sepakat bahwa memang cabai itu bukan termasuk makanan pokok seperti misalnya beras, walaupun demikian tentunya kebiasaan masyarakat mengkonsumsi cabai tidak serta merta dapat dikurangi apalagi dihilangkan.
Kali ini saya tidak akan masuk ke dalam pembahasan polemik harga Cabai yang melangit ini dan bagaimana cara mengatasinya, namun akan meninjaunya dari sudut pandang lain, yaitu kesehatan.
Penelitian tentang pengaruh positif cabai pada kesehatan memang sudah banyak dilakukan, namun hasil penelitian yang baru saja dipublikasikan oleh para peneliti dari University of Vermont mempertegas kembali pengaruh positif ini. Konsumsi cabai merah ternyata berakibat pada penurunan angka kematian sebesar 13%, terutama yang disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.
Hasil peneltian yang dipublikasikan di Ilmiah PLoS ONE pada tanggal 9 Januari 2017 lalu ini tentunya membangkitkan harapan bahwa mengkonsumsi cabai bukan hanya sekadar kebiasaan yang membuat harga cabai bergejolak, namun memberikan pengaruh yang positif bagi kesehatan.
Penelitian ini dinilai cukup valid mengingat para peneliti menggunakan sampel yang cukup besar dan beragam, yaitu sebanyak 16.000 orang dari berbagai lapisan masyarakat yang data kesehatannya diikuti secara cermat selama 23 tahun.
Bagaimana mekanismenya?
Cabai merah telah diteliti mengandung capsaicin yang berperan besar dalam mekanisme seluler dan molekuler yang berfungsi untuk mencegah obesitas dan mengatur aliran darah koroner.
Di samping itu capsaicin juga berfungsi sebagai antimikroba yang sekaligus mengatur biota bakteri pada saluran pencernaan yang berujung pada berkembangnya mikroba yang bersahabat bagi manusia dalam menunjang kesehatan.
Walaupun mekanisme peran cabai dalam penurunan angka kematian ini belum dapat dijelaskan dengan pasti, namun diduga penurunan angka kematian ini terkait dengan peran capsaicin yang merupakan reseptor utama dalam Transient Receptor Potential (TRP) channels.
Penelitian dari Harvard School of Public Health sebelumnya yang dupublikasikan pada tahun 2015 lalu juga menunjukkan bahwa capsaicin merupakan kandungan bioaktif cabai merah ini disamping berperan aktif dalam pembakaran lemak juga berfungsi memerangi infeksi dan menstimulasi ginjal, paru dan jantung.