Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Malnutrisi Bukan Hanya Sekedar Kekurangan Kalori

Diperbarui: 6 Januari 2017   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus malnutrisi banyak terjadi di negara miskin dan negara sedang berkembang. Photo: cdn.guardian.ng

Jika kita mendengar kata malnutrisi, maka kita otomatis akan membayangkan anak anak kurus dengan  perut buncit, bencana alam, kekeringan dll 

Sebenarnya bayangan seperti ini tidak terlalu salah karena salah satu penyebab malnutrisi mamang adalah kekurangan kalori, namun malnutrisi juga terjadi akibat kekurangan protein, vitamin dan mineral.

Dampak Malnutrisi

Apabila anak anak tidak cukup mengkonsumsi nutrien esensial maka akan berdampak buruk  pada tubuhnya. Sebagai contoh anak yang kekurangan protein akan mengalami pertumbuhan lambat, mengalami penurunan kekebalan tubuh dan pelemahan sistem jantung dan pernafasan.

Kekurangan akan mineral besi akan menyebabkan anemia yang berkontribusi sebesar 20% dari kematian yang terkait kematian saat dilahirkan.

Masalah defisiensi Iodine di dunia ini juga cukup mengkhawatirkan, karena 50% orang di dunia ini mengalami gangguan mental akibat defiseinsi Iodine ini.

Keterbatasan pengetahunan  orang terhadap faktor penyebab timbulnya malnutrisi ini terkadang membuat  orang tidak menyadari bahwa defisiensi nutrien esensial walaupun hanya dalam jumlah sangat kecil akan berakibat sangat fatal seperti  kebutaan, kekerdilan, sampai kepada penurunan kekebalan tubuh.

Pada anak, untuk mendukung pertumbuhannya tidak cukup hanya cukup kalori saja atau dalam istilah sehari hari “asal kenyang” saja, namun juga perlu dipenuhi kecukupan protein, vitamin dan mineral yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Status Malnutrisi Dunia

Di wilayah Asia Tenggara hampir 50% penduduknya kekurangan  vitamin A. Kelompok yang paling rentan akan defisiensi vitamin A ini adalah kelompok miskin yang makanan utamanya hanya berbasiskan beras (Sumber: FAO).

Di wilayah Timur Tengah  20% penduduknya kekurangan vitamin D karena rendahnya kandungan vitamin D dalam dietnya.  Disamping itu karena suhu udara panas orang cenderung menghindari matahari.  Mereka umumnya hampir separuh waktunya di dalam ruangan (sumber: Vitamin D Deficiency in the Middle East and Its Health Consequences).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline