Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Batik Aborigin Perpaduan Imajinasi Dua Budaya

Diperbarui: 16 Desember 2016   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batik karya wanita Aborigin hasil kulturisasi dua budaya yang senafas. Sumber: www.eekbatik.com

Ada pertanyaan yang sangat menggelitik ketika mengetahui bahwa orang Aborigin penduduk asli Australia yang tinggal di pedalaman terpencil di tengah gurun memiliki kemampuan  menghasilkan karya  batik yang sangat khas dan indah.

Sudah dapat dipastikan tentunya bahwa kemampuan membatik orang Aborigin bukan berasal asli dari mereka namun ada pengaruh budaya luar.

Dari penelusuran sejarah masyarakat Ernabella salah satu komunitas Aborigin yang tinggal di wilayah tengah benua Australia, teknik membatik diperkenalkan kepada  komunitas Aborigin pada tahun 1971  oleh Leo Brereton orang Amerika  yang pernah mempelajari teknik membatik di Indonesia.

Kreasi batik Aborigin berbahan sutra karya wanita masyarakat Utopia. Sumber: www.lewispaul.com

Walaupun saat itu Leo hanya mengajari orang Aborigin cara membatik selama 1 bulan saja, namun ternyata kulturisasi  dua budaya ini menyatu dengan sangat harmonis. Hal ini ditandai dengan berkembangnya imaginasi karya batik yang menyatu dengan tektik melukis tradisional orang Aborigin.

Batik sutra Utopia lain kaya wanita Aborigin. Sumber: s-media-cache-ak0.pinimg.com

Saat ini teknik membatik sangat popular dipraktekkan oleh wanita  Aborigin yang tinggal di wilayah gurun di bagian tengah benua Australia.  Komunitas Aborigin yang saat ini menghasilkan batik khas Abogirin adalah  Ernabella (Pukatja), Fregon (Kaltjiti), Utopia, Yuendumu dan  Kintore (Walungurru).

Angkuna Kulyuru, Raiki wara. Batik berbahan sutra karya wanita masyarakat Ernbella (Ukuran : 118 cm (lebar) x 214 cm (panjang)). Sumber: artquill.blogspot.com.au

Hal yang paling menarik adalah setiap komunitas ini menuangkan cerita yang berbeda dalam karya batiknya sehingga menambah keragaman dan kekayaan batik Aborigin.

Hal lain yang menarik adalah ternyata sebagian besar pembatik Aborigin ini adalah wanita, sementara itu secara budaya sebagian besar pelukis tradisional Aborigin yang karya sangat khas tersebut adalah pria.

Ditinjau dari sisi budaya, wanita Aborigin yang tinggal di wilayah gurun di tengah Australia memiliki tradisi saling berinteraksi melalui berbagai upacara adat, saling mengunjungi dan juga kedekatan budaya antara kelompok.

Di tengah gurun ini wanita aborigin menghasilkan karya batik nya yang indah dan penuh imajinasi. Sumber : www.studiointernational.com

Mereka bangga memamerkan batik berbahan sutra karyanya. Sumber: news.aboriginalartdirectory.com

Membatik bagi wanita Aborigin merupakan wahana bagi mereka untuk dapat bertemu, saling tukar menukar cerita, serta bernyanyi bersama. 

Dalam perkembanganya ternyata batik dapat diterima dengan baik oleh masyrakat Aborigin  karena tidak bersinggungan  dengan “wewenang” melukis dari bahan lainnya seperti kulit kayu, batu dll yang secara tradisi merupakan wilayah yang didominasi oleh kaum  pria Aborigin.

Sejak diperkenalkannya teknik membatik pada thaun 1971 pada masyarakat Ernabella dan tahun 1970 pada masyarakat Utopia, imajinasi dan kemampuan teknis  membatik wanita Aborigin ini berkembang dengan pesat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline