Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Mewaspadai Kandungan Mercury Saat Mengkonsumsi Ikan

Diperbarui: 14 Desember 2016   08:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlu menyimbangkan antara manfaat nilai gizi ikan dengan bahaya mercury yang dikandungnya. Photo: www.organiclifestylemagazine.com

Seafood termasuk ikan laut sudah dibuktikan merupakan sumber protein, Vitamin D dan Omega-3 yang sangat baik dan berguna bagi kesehatan kita.  Namun seafood juga mengandung mercury yang dapat membahayakan kesehatan kita.

Bagaimana cara kita agar tetap mendapatkan manfaat dalam mengkonsumsi seafood sekaligus mengurangi bahaya mercury ini?

Bahaya Mercury

Perhatian dunia terhadap dampak buruk  mercury yang ada pada  ikan pada kesehatan kita  baru dimulai sekitar tahun 1950 an ketika kejadian Minamata  kota di pesisir Jepang yang menggemparkan dunia.

Pada tangal 21 April 1956 seorang gadis kecil dibawa ke rumah sakit di Minamata dengan kondisi lemas dan kesulitan berjalan.  Sejak kejadian itu ternyata banyak sekali pasien berduyun-duyun mendatangi rumah sakit dengan kondisi dan gejala  yang sama. 

Saat itu pada dokter yang bertugas di rumah sakit belum  dapat mendiagnosa penyakit apa yang melanda orang sedemikian banyaknya tersebut dengan kondisi yang sangat mengkhawatirkan.

Para ilmuwan selanjutnya  melakukan penyelidikan dan menemukan tidak hanya manusia saja yang mengalami gejala seperti  lemas dan kesulitan berjalan, namun gejala yang sama juga ditemukan pada kucing dan burung.

Tragedi Minamata akan selalu mengingatkan dunia akan bahaya mercury. Sumber: www.southernfriedscience.com

Melihat kondisi ini para ilmuwan menduga  bahwa kemungkinan besar penyakit ini terkait dengan konsumsi ikan yang menjadi ciri khas kebiasaan orang yang tinggal di wilayah tersebut.  Mereka menduga bahwa air laut di sekitar perairan teluk tersebut sudah  tercemar oleh  limbah pabrik kimia yang berada di wilayah tersebut.

Pada tahun 1962 para peneliti berhasil membuktikan bahwa air limbah pabrik kimia tersebut memang mengandung kadar mercury yang sangat tinggi. 

Dari hasil pemeriksaan lanjutan pada pasien yang memperlihat kejala penyakit ini, ditemukan bahwa kadar mercury  pada tubuh ada yang mencapai 705 mg/kg, sedangkan kadar mercury pada level normal hanya 4 mg/kg. 

Hal yang paling mengerikan dari peristiwa ini adalah pada umumnya pasien kehilangan kontrol terhadap ototnya dan banyak diantaranya akhirnya lumpuh total dan koma. Kejadian yang menghebohkan dunia tersebut memakan korban  jiwa 1780 orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline