Seafood termasuk ikan laut sudah dibuktikan merupakan sumber protein, Vitamin D dan Omega-3 yang sangat baik dan berguna bagi kesehatan kita. Namun seafood juga mengandung mercury yang dapat membahayakan kesehatan kita.
Bagaimana cara kita agar tetap mendapatkan manfaat dalam mengkonsumsi seafood sekaligus mengurangi bahaya mercury ini?
Bahaya Mercury
Perhatian dunia terhadap dampak buruk mercury yang ada pada ikan pada kesehatan kita baru dimulai sekitar tahun 1950 an ketika kejadian Minamata kota di pesisir Jepang yang menggemparkan dunia.
Pada tangal 21 April 1956 seorang gadis kecil dibawa ke rumah sakit di Minamata dengan kondisi lemas dan kesulitan berjalan. Sejak kejadian itu ternyata banyak sekali pasien berduyun-duyun mendatangi rumah sakit dengan kondisi dan gejala yang sama.
Saat itu pada dokter yang bertugas di rumah sakit belum dapat mendiagnosa penyakit apa yang melanda orang sedemikian banyaknya tersebut dengan kondisi yang sangat mengkhawatirkan.
Para ilmuwan selanjutnya melakukan penyelidikan dan menemukan tidak hanya manusia saja yang mengalami gejala seperti lemas dan kesulitan berjalan, namun gejala yang sama juga ditemukan pada kucing dan burung.
Melihat kondisi ini para ilmuwan menduga bahwa kemungkinan besar penyakit ini terkait dengan konsumsi ikan yang menjadi ciri khas kebiasaan orang yang tinggal di wilayah tersebut. Mereka menduga bahwa air laut di sekitar perairan teluk tersebut sudah tercemar oleh limbah pabrik kimia yang berada di wilayah tersebut.
Pada tahun 1962 para peneliti berhasil membuktikan bahwa air limbah pabrik kimia tersebut memang mengandung kadar mercury yang sangat tinggi.
Dari hasil pemeriksaan lanjutan pada pasien yang memperlihat kejala penyakit ini, ditemukan bahwa kadar mercury pada tubuh ada yang mencapai 705 mg/kg, sedangkan kadar mercury pada level normal hanya 4 mg/kg.
Hal yang paling mengerikan dari peristiwa ini adalah pada umumnya pasien kehilangan kontrol terhadap ototnya dan banyak diantaranya akhirnya lumpuh total dan koma. Kejadian yang menghebohkan dunia tersebut memakan korban jiwa 1780 orang.