Selama ini para arkeologi selalu menyimpulkan bahwa peralatan purba berupa kepingan batu tipis adalah buatan manusia purba di era awal manusia purba mulai membuat dan menggunaan alat bantu dalam kehidupan sehari harinya.
Penemuan yang terkait dengan tingkah laku kera yang baru baru ini dipublikasikan di majalah Ilmiah bergengsi dunia NATURE (sumber lainnya) kemungkinan akan menggoyahkan asumsi yang selama ini dipercayai oleh banyak kalangan.
Kera liar berjambang yang dinamakan capuchin monkey yang ada di taman nasional Serra da Capivara National Park, Brazil ternyata secara naluriah memiliki kebiasaan menumbuk-numbukkan batu ataupun membentukan batu sehingga batu pecah menjadi kepingan tipis yang tajam yang serupa dengan kepingan batu purba yang selama ini dipercayai hanya manusia saja yang dapat membuatnya. (lihat videonya)
Secara kerkelompok , kera jenis ini memperlihatkan tingkah laku memecah batu menjadi kepingan kepingan kecil dan menjilatinya. Setelah itu kepingan batu tersebut dibuang begitu saja. Kepingan batu tajam inilah yang ditemukan dan dianalisis oleh para pakar tingkah laku kera.
Memang tujuan dari kera jenis ini membenturkan batu menjadi berkeping bukanlah untuk membuat alat bantu, melainkan untuk menjilati pecahan batu yang secara naluriah diketahui kera ini mengandung mineral yang bermanfaat bagi kesehatannya.
Tingkah laku dan kemampuan membenturkan batu menjadi kepingan kecil ini tidak saja dimiliki oleh kera jenis capuchin saja melainkan juga diperlihatkan oleh kera Jepang jenis Japanese macaques.
Dengan adanya temuan ini maka terdapat kemungkinan sebagian dari kepingan batu tajam yang selama ini dipercayai sebagai alat sederhana buatan manusia purba merupakan kasil karya kera purba juga.
Jika diasumsikan bahwa di era manusia purba juga hidup kera purba, maka pertanyaannya adalah siapa meniru siapa?
Terdapat kemungkinan prilaku memecahkan batu ini sudah ada sejak jaman purba. Oleh sebab itu, kemungkinan pertama manusia yang memulai prilaku ini dan kemudian kera meniru tingkah laku ini, atau sebaliknya kemungkinan kedua manusia belajar dari kera dalam hal mendapatkan keahlian memecah batu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H