Perdebatan sengit terkait dengan asal usul orang Aborigin Australia memang merupakan topik yang selalu hangat karena banyaknya studi yang menghasilkan teori yang berbeda terkait dengan asal usul orang aborigin ini.
Namun studi terkait genome yang dipublikasikan di Jurnal Ilmiah Nature tanggal 21 September 2016 lalu, yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Cambridge yang diketuai oleh Professor Eske Willerslev untuk menelusuri asal usul penduduk asli Australia dan dianggap merupakan studi yang paling lengkap, berhasil menguak misteri ini.
Tim peneliti ini berhasil merurut genome dari 83 kelompok Aborigin yang berbahasa Pama-Nyungan atau sekitar 90% dari populasi yang ada dan juga 25 orang Papua yang berasal dari dataran tinggi.
Hasil penelitian ini mengungkap bahwa nenek moyang orang Papua dan Aborigin meninggalkan Afrika sekitar 72.000 tahun yang lalu dan berhasil tiba di benua yang dinamakan “Sahul” sekitar 50.000 tahun yang lalu. Selanjutnya sekitar 31.000 tahun yang lalu sebagian besar masyarakat Aborigin terisolasi secara genetis satu dengan lainnya yang membuat kelompok Aborigin ini memiliki keragaman genetik yang tinggi.
Berdasarkan hasil studi ini orang aborigin modern yang saat ini hidup di Australia merupakan keturuan nenek moyang yang bermigrasi ke Australia dan tiba di satu titik di bagian utara Australia yang dinamakan semenanjung Cape York. Kerasnya alam Australia yang, tandus, kering dan bergurun membuat kelompok imigran yang mendarat Ujung Utara Australia ini harus beradaptasi dan ternyata berhasil hidup di lingkungan ini dengan iklim yang sangat keras.
Hal lain yang menarik adalah ternyata nenek moyang orang Papua dan Orang Aborigin merupakan gelombang migrasi yang lebih awal jika dibandingkan dengan gelombang migrasi orang Eurasia.
Studi ini juga berhasil menemukan penciri genomic khas dari nenek moyang orang Aborigin dan Papua yang pertama kali tiba di benua “Sahul” ini yang terkonservasi selama 40.000 tahun dan masih dapat ditemukan di masyarakat Aborigin modern saat ini.
Nenek moyang orang Papua dan Aborgin yang kemungkinan besar berasal dari satu keturunan meninggalkan Afrika sekitar 72.000 tahun yang lalu dan kedua kelompok ini memisahkan diri sekitar 58.000 tahun yang lalu.
Benua yang dinamakan “Sahul" ini adalah gabungan benua Australia, Papua dan Tasmania yang pernah ada dalam satu daratan sekitar 50.000 tahun lalu. Pada zaman es diperkirakan sekitar 20.000-30.000 tahun yang lalu benua Australia dan pulau Irian masih dalam satu daratan.
Nenek moyang orang Papua dan orang Aborigin ternyata berpisah sekitar 37.000 tahun yang lalu jauh sebelum benua Australia akhirnya terpisah dengan pulau Irian sekitar 8.000 tahun yang lalu. Setelah kedua kelompok ini terisolasi satu dengan lainnya, kedua kelompok ini selanjutnya mengalami adaptasi dan evolusi secara terpisah dalam kondisi lingkungan yang berbeda.