Ditinjau dari segi kualitas gizi, memang tidak ada yang dapat membantah bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah yang terbaik. Namun klaim bahwa ASI dapat meningkatkan imunitas sehingga dapat mencegah penyakit dan alergi memang masih dipertanyakan, apalagi kalau ASI diklaim akan menentukan kebiasaan makan anak di kemudian hari.
Memang banyak sekali mitos yang terkait dengan ASI ini, namun sampai saat ini masih sedikit sekali penelitian yang terkait dengan hubungan antara pola makan ibu akan berdampak pada selera bayi yang disusuinya di kemudian hari. Beberapa peneliti memang menduga bahwa anak akan menyukai makanan yang dikonsumsi ibunya selama menyusui mengingat rasa ASI itu hampir sama saja.
Hasil penelitian terakhir yang dipublikasikan di Journal Metabolites menunjukkan bahwa para peneliti menemukan aroma bawang putih pada ASI yang ibunya mengkonsumsi bawang putih. Hal ini disebabkan oleh allyl methyl sulfide (AMS) suatu zat metabolit yang pertama kali terbentuk dalam konsentrasi tinggi selama menyusui. Namun pertanyaan apakah aroma bawang putih ini yang dirasakan oleh bayi akan berpengaruh kepada kesukaan makan bayi ini ketika beranjak dewasa perlu diteliti lagi.
Pada penelitian sebelumnya ternyata minyak ikan dan teh tidak mempengaruhi aroma ASI, namun minyak kayu putih yang dikonsumsi terkadang dikonsumsi ibu untuk mengatasi flu saat menyusui ternyata mempengaruhi aroma ASI karena adanya aroma eucalyptol pada minyak kayu putih dan juga turunannya.
Kembali kepada pengaruh bawang putih terhadap aroma ASI, setelah dilakukan pemisahan komponennya dengan menggunakan gas chromatography ternyata dalam ASI yang ibunya mengkonsumsi bawang putih terdapat metabolit allyl methyl sulfide (AMS), allyl methyl sulfoxide (AMSO) dan allyl methyl sulfone (AMSO2) yang merupakan komponen yang menyebabkan aroma bawang putih.
Penelitian ini tidak hanya mengungkap pengaruh jenis makanan ibu terhadap aroma ASI namun ternyata aroma ASI juga dipengaruhi aroma badan ibu dan juga aroma dapur ketika ibu yang sedang menyusui memasak.
Sumber: Satu, Dua, Tiga, Empat. Lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H