Masih ingat lagu dengan potongan lirik “nenek moyang ku, orang pelaut; gemar mengarung luas samudra…”
Hasil penelitan terbaru yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa berdasarkan analisa temuan peralatan kuno di kepulauan Cook selatan mengukuhkan hipotesis bahwa orang orang di wilayah pasifik memang orang pelaut. Namun dalam penelitian ini tidak disinggung tentang pergerakan nenek moyang orang Indonesia.
Berdasarkan hasil analisa Chemical fingerprinting ditemukan bahwa peralatan yang terbuat dari batu yang ditemukan Tangatatau rock shelter di pulau Mangaia di kepulauan Cook selatan pada tahun 1991 ini, dibawa dari wilayah timur pasifik.
Hal ini sekaligus menunjukkan adanya jejaring hubungan orang-rang yang tinggal di wilayah pasifik dan hal ini diperkirakan terjadi diantara tahun 1300AD-1600AD. Hasil penelitian ini sekaligus menjadi bukti kuat bahwa memang nenek moyang orang polinesia adalah pelaut ulung.
Berdasarkan analisa tersebut peralatan yang ditemukan di Mangaja ini ternyata dibawa dari pulau pulau yang jaraknya cukup mencengangkan, seperti misalnya dari pulau Rurutu yang berjarak 663 km dan juga dari pulau Upolu dan Tutuila di wilayah kepulauan Samoa Amerika yang berjarak 1.706 km.
Bahkan jejaring hubungan orang polinesia ini mencapai jarak terjauh sejauh 2,415 yaitu mencapai pulau Eiao di wilayah French Polynesia. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa jejaring hubungan orang polinesia ini tidak hanya sekedar menyangkut kolonialisasi pulau baru saja namun mereka telah berinteraksi aktif dengan kelompok lainnya cara mengarungi laut.
Mengapa mereka mengarungi laut?
Tidak pelak lagi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kolonialisasi wilayah Oceania oleh nenek moyang orang polinesia merupakan sejarah terbesar migrasi maritim manusia dan tidak ada yang dapat mengalahkan orang polinesia dalam hal jauhnya pergerakan melalui laut. Mereka menempuh ratusan bahkan ribuan kilometer dengan perahu sederhana untuk menaklukkan pulau pulau baru dan kembali lagi ke tempat pulau tempat tinggalnya.
Pertanyaan yang muncul adalah mengapa mereka melakukan hal tersebut walaupun mereka sadar bahaya yang akan mereka hadapi ketika melintas lautan? Para peneliti menduga bahwa perjalanan jauh mengarungi lautan ini merupakan simbol status sekaligus kebanggaan bagi orang polinesia jika berhasil mengarungi lautan.
Disamping itu, diduga mereka melakukan perjalanan ini terkait dengan perdagangan dan pertukaran barang barang yang diperlukan, demikian juga dengan barang barang lain yang tidak terkonservasi secara arkeologi dan juga pasangan perkawinan. Jejaring orang orang polinesia ini terus berlangsung karena terkait juga dengan alasan ekonomi, spiritual, sosial, kepercayaan dan ikatan lainnya.