[caption caption="Isu dugaan mega korupsi yang melibatkan PM Najib Razak kini kian memanas. | Photo: si.wsj.net"][/caption]
Cerita ini bermula ketika 2 wartawan ABC Australia untuk program Four Corners yaitu Linton Besser dan Louie Eroglu ditangkap pihak keamanan Malaysia segera ketika mereka melontarkan pertanyaan di jalan kepada Perdana Menteri Malaysia Najib Razak terkait dugaan skandal korupsi yang melibatkannya.
Four Corners merupakan program yang sangat popular di Australia yang beritanya merupakan berita terkini yang terjadi seluruh dunia yang beritanya dibuat berdasarkan hasil invenstigasi di lapang.
Peristiwa itu terjadi di Kuching Serawak beberapa hari yang lalu ketika PM Najib Razak melakukan kunjungan kerjanya. Tampak sekali ketidak senangan PM Razak terkait pertanyaan yang dilontarkan jurnalis ini. Walaupun tampak tersenyum, namun tersirat kemarahan di raut wajahnya dan tanpa menghiraukan pertanyaan PM Razak terus berjalan menuju tempat acara.
[caption caption="Linton Besser, salah satu wartawan Four Corner ketika ditangkap oleh pihak berwenang Malaysia. Photo: cdn.newsapi.com.au"]
[/caption]
Setelah Peristiwa itu langsung pihak keamanan Malaysia menahan dan memproses kedua jurnalis ini atas tuduhan menghalangi pejabat negara melakukan tugasnya. Walaupun dalam waktu yang tidak terlalu lama mereka akhirnya dibebaskan dan diminta untuk tidak meninggalkan Malaysia sampai proses investigasi selesai.
Walaupun Wakil Perdana menteri Ahmad Zahid Hamidi menyatakan bahwa Malaysia tidak melakukan pembatasan kebebasan press, namun tetap saja peristiwa ini menjadi perhatian dunia karena sensitifitas isu dugaan mega korupsi yang merundung PM Najib beserta kroninya
Dugaan korupsi
PM Najib saat ini berada dalam bara api tuduhan mega korupsi setelah penyelidikan internasional menunjukkan adanya korupsi sebesar $1,4 Milyar yang masuk ke dalam rekening pribadinya.
Ada beberapa temuan yang menarik dari hasil investigasi tim Four Corners ini, yaitu terkait dengan fakta yang menunjukkan bahwa mantan Jaksa Agung yang telah dipecat sudah merencanakan akan menjerat PM Razak atas tuduhan korupsi, namun sebelum hal ini terjadi, PM Razak mengganti Jaksa Agung dengan orang yang disinyalir sebagai pendukungnya.
Dari hasil investigasi ternyata mantan Jaksa Agung Abdul Gani Patail telah menginformasikan kepada salah seorang pejabat senior pada tanggal 23 Juli 2015 terkait dengan rencananya yang akan mengkronfrontasi dugaan korupsi yang dilakukan oleh PM Razak pada sidang kabinet yang direncanakan dilakukan pada tanggal 29 juli 2015 lalu. Namun ternyata rencana ini bocor sehingga baik Abdul Gani Patail dan juga Wakil PM Muhyiddin Yassin dipecat oleh PM Razak.