[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Sumber : http://pkuasc.fasic.org.au/"][/caption]
Kemaren salah satu lembaga yang cukup dipercaya di Australia yaitu Lowy Institute for International policy kembali mengeluarkan hasil pooling nya pasca dilaksanakannya hukuman mati Bali Duo Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Hasil pooling sebelumnya dari lembaga ini telah dijadikan dasar bagi pemerintah Australia menentukan sikapnyaterhadaprencana hukuman mati.
Hasil pooling terakhir pasca pelaksanaan hukuman mati menunjukkan bahwa :
- umumnya masyarakat Australia mendukung reaksi yang diberikan oleh pemerintah Australia.Sebanyak 59% warga Australia lebih menghendaki pemerintah Australia melakukan protes yang mereka namakan dengan “private diplomatic protest”
- Hanya 42% warga Australia menyetujui penarikan duta besar Australia untuk Indonesia
- Hanya 28% warga Australia yang setuju dengan penghentian bantuan luar negeri Australia untuk Indonesia
- Hanya 27% warga Australia yang menyetujui penghentian kerjasama militer Australia dengan Indonesia
- Hanya 24% warga Australia yang setuju dengan diterapkannya sangsi ekonomi terhadap Indonesia.
Kesimpulan hasil survey terakhir ini menunjukkan bahwa :
- Sebagian besar masyarakat Australia menginginkan hubungan diplomatik Indonesia dan Australia normal kembali dan hanya menginginkan penghentian sementara dalam 1-4 bulan saja.
- Pelaksanaan hukuman mati tidak mempengaruhi rencana kepergian wisatawan ke Indonesia, pembelian produk Indonesia serta perdagangan dengan Indonesia.
- Sebagian warga Australia (51%) menginginkan pemerintah Australia secara aktif memperjuangkan penghapusan hukuman mati.
The party is over,itulah ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkan suasana pasca pelaksanaan hukuman mati ini.Hari ini dan besok pemakaman kedua terpidana mati akan segera usai dilaksanakan.
[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Mobil yang membawa peti mati Andrew Chan di acara pemakaman tadi pagi waktu Australia. Photo: Dok Pribadi."]
[/caption] Media cetak walaupun telah berusaha membangkitkan kembali sentimen akan pelaksanaan hukuman mati ini tampaknya sudah tidak berdampak menghebohkan dan memanaskan suasana lagi.Bahkan surat terbuka ibu sukumaran kepada Presiden Jokowi sekalipun tidak banyak mendapat reaksi dari masyarakat.
[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Surat terbuka ibu Sukumaran untuk presiden Jokowi. Photo: dok. pribadi"]
[/caption]
Sejak pemerintah Indonesia menyatakan tidak akan memberikan reaksi terhadap langkah diplomatik pemerintah Australia pasca pelaksanaan hukuman mati dan dikeluarkannya pernyataan Duta Besar Indonesia untuk Australia yang pada intinya menyatakan simpati terhadap keluarga terpidana mati dan kewajiban pemerintah Indonesia untuk menegakkan hukumnya, tampaknya sikap pemerintah Australia sudah mulai melunak.
Badai dan gelombang pemberitaan tentang pelaksanaan hukuman mati tampaknya telah mereda.Pemerintah Australia tidak lagi mengeluarkan pernyataan sikapnya di media cetak dan elektronik.Bahkan Perdana Menteri Tony Abbott beberapa waktu lalu ketika dimintai pendapatnya tentang peluncuran beasiswa Andrew Chan dan Myuran Sukumaran hanya menjawab singkat bahwa peluncuran beasiswa atas nama Bali Duo merupakan sesuatu yang aneh.
[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Pemberitaan pemakaman Andrew Chan tidak lagi terlalu masif. Photo: dok pribadi"]
[/caption]
Pemberitaan tentang pemakaman Andrew Chan hari ini tidaklah terlalu masif lagi hanya ada beberapa media online yang melakukan live streaming, sedangkan media elektronik umumnya hanya memberitakannya secara singkat saja. Pemberitaan tentang pemakaman ini tertutup oleh berita hasil pemilu di Inggris, kegiatan pangeran Harry di Australia dan peluncuran budget oleh pemerintah Australia.
Selain itu pemberitaan tentang dua warga Australia lainnya yang sedang menghadapi persidangan penyelundupan narkoba di Malaysia dan China mulai mendominasi media cetak dan elektronik. Jika keduanya terbukti bersalah di pengadilan mereka akan dijatuhi hukuman mati.
Saat ini setelah melewati gonjang ganjing emosi dan politik tampaknya sudah saatnya untuk berpikir lebih rasional dan menyadari bahwa walaupun terdapat perbedaan Indonesia dan Australia sebagai negara bertetangga dekat saling membutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H