Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Australia Menyatakan Perang Terhadap Narkoba

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini PM Australia Tony Abbott menyatakan perang terhadap narkoba. Photo: doc. pribadi

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Hari ini PM Australia Tony Abbott menyatakan perang terhadap narkoba. Photo: doc. pribadi dari ABC TV"][/caption]

Hari ini Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyatakan perang terhadap narkoba khususnya terhadap ekstasi jenis “ice” yang telah mencapai tahap epidemic karena semakin banyak warga Australia yang terlibat kasus narboba jenis  ini.

Bayangkan dalam kurun waktu hanya 12 bulan saja pengguna ekstasi jenis “ice” ini sudah meningkat dua kali lipat.Secara nasional pengguna “Ice” yang merupakan salah satu jenis ekstasi yang paling mahal dan paling banyak digunakan di Australia telah menyebar ke seluruh Australia.Disinyalir dampak dari penggunaan “ice” ini telah banyak menghancurkan individu, keluarga dan juga mengganggu kenyamanan dan ketentraman  masyarakat.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Ekstasi jenis "]

Ekstasi jenis Ice yang berhasil disita oleh polisi Australia. Photo: Doc. pribadi

[/caption]

Laporan The Australian Crime Commission menunjukkan bahwa Australia sudah dijadikan negara target perdagangan narkoba internasional dan juga sebagai tempat pengolahannya.Sebagai gambaran harga 1 gram “ice” di China hanya $US80 atau setara dengan $105 dollar Australia, namun demikian harga di Australia setiap gramnya mencapai $US500. Berdasarkan laporan tersebut disebutkan bahwa 2/3 dari organisasi kriminal yang paling berbahaya di Australia mengambil keuntungan dan  terlibat dalam peredaran dan perdagangan “Ice” di Australia.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Australia sudah menjadi target perdagangan narkoba internasional. Photo: doc.pribadi dari ABC TV"]

Australia sudah menjadi target perdagangan narboba internasional. Photo: doc.pribadi

[/caption]

Sebagai langkah pertama yang dilakukan oleh Tony Abbott adalah mengangkat mantan komisioner polisi Victoria Ken Lay sebagai koordinator nasional untuk melakukan perang terhadap   pengolahan, perdagangan dan importasi ekstasi jenis “ice” ini.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Ken Lay yang diangkat  sebagai koordinator melawan narkoba. Photo. doc pribadi dari ABC TV"]

Ken Lay yang dianggat sebagai pimpinan perang terhadap narkoba. Photo. doc pribadi dari ABC TV

[/caption]

Pernyataan perang terhadap narkoba ini juga ikuti dengan penanganan masalah sosial, ekonomi dan juga kemananan negara yang ditimbulkannya.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Penyelidikan tengah dilakukan di kalangan NAVY Australia. Photo: doc. pribadi dari ABC TV"]

Penyelidikan tengah dilakukan di kalangan NAVY Australia. Photo: doc. pribadi dari ABC TV

[/caption]

Masalah narkoba di Australia sudah pada tahap mengkhawatirkan dan mengancurkan dengan demikian cepat meningkatnya pengguna dari seluruh kalangan masyarakat, termasuk salah satunya anak perempuan mantan premier  negara bagian New South Wales.

Saat ini juga sedang dilakukan penyelidikan apakah kematian salah satu anggota Navy Australia juga diakibatkan oleh penggunaan "ice" ini.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Pengguna "]

Pengguna ice di Australia sudah sampai tahap yang mengkhawatirkan. Photo: doc pribadi dari ABV TV

[/caption]

Perdana Menteri Australia menyatakan bahwa pemerintah Australia akan melakukan  segala upaya akan memerangi narkoba ini secara terarah, efisien dan efektif.

Sebagaimana kita ketahui bersama, Australia tidak menerapkan hukuman mati bagi pengguna maupun bandar narkoba.Akankah hal ini merupakan salah satu pemicu semakin pesat  tumbuhnya pengguna dan bisnis narkoba di Australia?Waktulah yang akan menjawab semuanya ini.

Sumber : The Australian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline