Lihat ke Halaman Asli

Rijalul Fikri

Penata dan Perencana Program, Pemerhati Tata Kelola Negara dan Organisasi Profesional serta Produser Musik

Demokrasi dalam Kerinduan Legasi Monarki

Diperbarui: 1 Juni 2018   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi demokrasi (sumber; mindomo.com)

Demokrasi lahir untuk menyempurnakan dan mensejahterakan....

Sebuah era "modernisasi" dimulai ketika lahirnya demokrasi, sebuah "divisibilitas" sistem politik monarki, sebagai pemersatu Bangsa-bangsa besar di Nusantara. Kesatuan tersebut bersifat "infinetesimal" atas seluruh perihal, mengenai pemindahan kekuasaan dan lainnya, sebagai "genderang" penanda lahirnya Negara berdaulat bernama Indonesia, menggantikan "antroposofi" klasik atas kekuasaan para Raja nusantara yang memiliki kekuatan besar sebagai kepala pemerintahan, yang berdaulat sekaligus penguasa tunggal atas eksekutif, legislatif dan yudikatif di era klasik.

Demokrasi menjadi lebih sempurna dan memiliki keindahan alur pola implementasi, dimana Kepala Negara sebagai penguasa yang dipilih oleh rakyat diharuskan untuk berfikir, menyusun dan merencanakan berbagai program kesejahteraan bagi rakyat, namun tidak memiliki kekuasaan untuk memberikan persetujuan akhir, melainkan menyerahkan kembali kepada rakyat yang memilihnya, melalui sebuah forum dan negosiasi resmi untuk mendapatkan persetujuan akhir. 

Secara apriori, sang pemimpin dalam menetapkan kebijakan domestik tersebut, selalu mengajukan, menegosiasikan dan meminta persetujuan akhir dari rakyat untuk menguji sebuah desain kebijakan yang diusulkan.

Infinetesimalitas demokrasi akan berada pada "zona-kritis" ketika sang pemimpin mengabaikan makna proklamasi, sebagai wujud mensejahterakan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, dimana kemunduran sistem monarki dimulai ketika "gagal" mengimplementasi makna tersebut, dan menjadi tugas besar sang pemimpin demokrasi untuk terhindar dari "dejavu" tersebut.

Baca Juga:

 

Demokrasi dalam Kerinduan Monarki

Ilustrasi Demokrasi dan Monarki (sember; dreamstime.com)

Kesuksesan Demokrasi mengarahkan bahtera Negara dalam memenangkan sebuah kompetisi global di era modern, yaitu mempertahankan kedaulatan stabilitas perdamaian, kesejahteraan, dan kehidupan rakyat yang bahagia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline