Keberadaan data dalam jurnalisme merupakan salah satu hal yang krusial. Melalui data itulah sebuah berita dapat diolah dan kemudian dapat dipergunakkan menjadi informasi untuk kepentingan khalayak luas. Pada jaman dahulu, data dari narasumber merupakan satu-satunya modal bagi jurnalis untuk menulis beritanya.
Dari situ, jurnalis harus melakukan liputan lapangan, mewawancarai narasumber, untuk kemudian kembali ke kantor redaksi dan menuliskan beritanya. Namun semenjak berkembangnya teknologi, berkembang pula cara kerja dan pengaruh data dalam dunia jurnalisme. Pada jaman sekarang, data memang masih menjadi faktor utama dalam penulisan berita. Berkembanganya storage atau ruang penyimpanan data di kantor-kantor media menyebabkan data kini tak hanya berasal dari wawancara semata.
Data bisa berasal dari studi dokumentasi, arsip kejadian terdahulu, wawancara, bahkan juga mengutip berita dari media lain. Bahkan kini banyak wartawan yang merasa tidak perlu untuk melakukan liputan ke suatu tempat kejadian. Mereka hanya menghubungi wartawan yang datang ke sana, meminta data, dan kemudian menuliskan apa yang terjadi seolah-olah mereka datang ke tempat kejadian.
Namun dengan berkembangnya teknologi dan mudahnya data didapat, apakah data tersebut menjad lebih valid dan bisa dipercaya? Yang seharusnya dilakukan adalah mengolah data tersebut dengan bijaksana. Pengolahan data bijaksana adalah proses di mana data diolah dan difiliter dipilih sesuai kebutuhan berita, data yang tidak diperlukan dibuang untuk menghindari kerancuan pemberitaan.
Kemudian apakah data tersebut mampu divisualisasi untuk menghadirkan efek cerita yang lebih mengena di masyarakat? Jika ya, jenis visual seperti gambar atau video dapat dimasukkan. Setelahnya, berita baru siap diterbitkan dan dibaca pembaca.
Dalam jurnalisme online, data dapat dimanfaatkan sebanyak dan sesering mungkin untuk melengkapi berita dan menunjukkan kebenaran dari sebuah berita tersebut. Hal itu disebabkan banyaknya ruang yang mampu memuat jenis pemberitaan baik hanya dari teks maupun disertai audio dan video. Data dari berbagai angle pemberitaan pun dapat diangkat ke permukaan karena adanya tempat tak terbatas yang disediakan internet. Namun tentu semua hal tetap memiliki pro kontra, begitu banyak data yang diolah menjadi berita di internet belum tentu dapat dipercaya kebenarannya karena semua orang menjadi memiliki kebebasan untuk memposting.
Sementara berita yang sifatnya terbatas di media cetak dan siar dapat dipercaya beritanya karena ada regulasi yang mengaturnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H