Lihat ke Halaman Asli

Rr. Ananda Putri Widia

Mahasiswa Gizi Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo Semarang

Capai 300 Balita Stunting, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Beri Edukasi Gizi pada Ibu PKK di Desa Tlogojati

Diperbarui: 2 Maret 2022   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sesi Edukasi pada Perkumpulan Dasa Wisma PKK di Desa Tlogojati 

Perkumpulan Dasa Wisma PKK merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan secara rutin setiap bulan di desa Tlogojati Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo. Pada tanggal 2 Februari 2022, perkumpulan Dasa Wisma PKK dilaksanakan di dusun Gedegan. Acara ini dihadiri oleh kepala dusun, para ibu yang tergabung sebagai anggota PKK dan perwakilan dari mahasiswa KKN MIT DR 13 UIN Walisongo Semarang kelompok 26 jurusan Gizi.

PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) adalah organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dengan harapan terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera lahir dan batin. Sedangkan Dasa Wisma adalah kelompok yang terdiri dari ibu dalam 10 -- 20 kepala keluarga (KK) di satu RT yang dibentuk dengan tujuan mempermudah jalannya program kerja PKK.

Bersama Ibu PKK Menyanyikan Indonesia Raya dan Mars PKK

Bersama Ibu PKK Menyanyikan Indonesia Raya dan Mars PKK

Bersama Ibu PKK Menyanyikan Indonesia Raya dan Mars PKK

Tujuan dari berpartisipasinya mahasiswa KKN MIT DR 13 UIN Walisongo Semarang dalam perkumpulan ini adalah untuk membantu mengedukasi atau berbagi informasi kepada para ibu terkait stunting sebagai langkah pengurangan atau pencegahan stunting yang cukup tinggi di desa Tlogojati. Dengan bertambahnya pengetahuan para ibu, diharapkan ibu dapat lebih memperhatikan kesehatan anak-anak di wilayah tempat tinggalnya.

"Stunting di desa Tlogojati mencapai lebih dari 300 balita dan Tlogojati termasuk desa dengan prevalensi stunting tertinggi", ujar Kepala Dusun Windusari.

"Tingginya angka prevalensi stunting pada balita belum tentu 100% benar karena bisa jadi pengukuran balita pada saat kegiatan posyandu tidak akurat. Anak-anak biasanya kan kalau diukur tidak mau tenang ya, ada yang lari, ada yang nangis dan bergerak terus jadi anak yang sebenarnya tidak stunting bisa terdeteksi stunting", ujar salah satu kader PKK.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak dimana tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya, yaitu tinggi badan terlalu pendek jika dibandingkan dengan usia. Kondisi ini bukanlah penyakit, sebab gagal pertumbuhan pada anak dan balita dipicu oleh kekurangan gizi terutama pada periode 1000 hari pertama kehidupan. Selain itu stunting juga disebabkan oleh penyakit infeksi kronis yang sewaktu-waktu dapat menyerang anak. Maka dari itu kebersihan seperti penggunaan air bersih dan sanitasi sangat perlu diperhatikan. 

Kondisi stunting dapat terlihat hingga anak usia 2 tahun sehingga pemantauan tinggi badan setiap bulan perlu dilakukan untuk mencegah adanya penyimpangan sedini mungkin. Adapun dampak jangka pendek stunting bagi anak adalah terganggunya perkembangan otak yang berakibat pada berkurangnya kecerdasan anak, gangguan pertumbuhan fisik juga dapat terjadi. Dampak jangka panjangnya yaitu menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, anak menjadi mudah sakit karena kekebalan tubuh menurun. Maka dari itu pola asuh yang baik, pemberian makanan bergizi serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sangat diperlukan guna terwujudnya situasi wilayah bebas stunting.

Pemberian edukasi gizi pada acara perkumpulan PKK dinilai tepat sebagai langkah pencegahan stunting karena para ibu merupakan harapan bagi anak untuk memulai kehidupan yang cemerlang, dengan harapan mereka dapat memberikan perubahan pada persepsi pola asuh yang sebelumnya kurang tepat. Adapun acara ini diawali dengan menyanyikan Indonesia Raya dan MARS PKK, kemudian dilanjutkan tahlil, sambutan dari kepala dusun Windusari, pemberian edukasi oleh mahasiswa KKN sekaligus diskusi tanya jawab, pengocokan arisan, dan diakhiri dengan penutup. 

Acara berjalan dengan lancar dan kondusif. Selama sesi edukasi, para ibu menyimak dengan baik dan beberapa bertanya seputar gizi. Kami Mahasiswa KKN MIT DR 13 UIN Walisongo Semarang berharap partisipasi kami dalam bentuk edukasi gizi ini memiliki dampak yang berarti bagi kesehatan keluarga di lingkungan desa Tlogojati ini. 

Dokumentasi 2 Februari 2022

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline