Lihat ke Halaman Asli

Mengolah Limbah Buah dan Sayuran Menjadi Pupuk Organik Cair Secara Praktis dan Berkelanjutan

Diperbarui: 17 November 2022   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari atas ke bawah: Pemaparan materi; Praktik bersama; Prototipe produk pupuk organik cair dari kulit pisang; dan Foto bersama (Sumber: dok. pribadi)

Rowosari, Tembalang (6/10/2022) - Limbah organik dapur merupakan limbah yang secara tidak sadar dapat menjadi suatu masalah. Ianya bisa menumpuk dan menimbulkan bau bahkan bisa mendatangkan hewan-hewan pengerat tertentu. 

Menurut laporan dari Bappenas yang dikutip dari media Tempo dilaporkan bahwa pada tahun 2021 di Indonesia dalam dua dekade terakhir terhitung sebanyak 115 hingga 184 kg per kapita setiap tahunnya. Ini bukanlah angka yang kecil terlebih lagi jika mengingat rakyat Indonesia yang jumlahnya mencapai lebih dari 270 juta orang. 

Untuk dapat mengurangi penumpukan limbah dapur ini, kita bisa mengolahnya pada skala rumahan dengan memanfaatkan limbah tersebut, terutamanya dari buah dan sayuran, menjadi suatu bahan yang bisa berguna. Salah satunya adalah dengan mengolahnya menjadi pupuk organik cair.

Untuk memberikan edukasi mengenai hal ini, tim KKN-T Undip melakukan sosialisasi mengenai hal ini kepada masyarakat Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang melalui PKK RW dan kelurahan, perwakilan tiap RW, perangkat kelurahan serta karang tarunanya. Sosialisasi ini dilakukan pada Sabtu, 6 November 2022 lalu di Aula Balai Kelurahan Rowosari.

Kegiatan diawali dengan pemaparan materi mengenai cara pembuatan beserta alat dan bahan yang digunakan dan dilanjutkan dengan praktik bersama sehingga peserta acara langsung memiliki gambaran mengenai apa yang akan mereka kerjakan jika suatu saat ingin mengerjakannya lagi. 

Peserta juga diberikan leaflet terkait pemanfaatan dan pengolahan limbah beserta cara pembuatannya sehingga mereka memiliki referensi yang dapat dibaca dikemudian hari.

Setelah praktik bersama, peserta juga diberikan produk yang sudah jadi dalam botol 50 mL yang kemudian dapat diencerkan dengan air 1 liter. Peserta terlihat sangat antusias, aktif, dan senang, terutamanya saat praktik dan pembagian produk. 

Harapannya setelah ini pengolahan limbah dapur, terutamanya daripada buah dan sayuran, dapat dipraktikan terus oleh peserta dan peserta harapannya juga bisa berbagi ilmu kepada masyarakat lain sehingga ilmu ini bisa tersebar dan pengolahan limbah pun dapat dilakukan pada skala rumahan sehingga limbah tidak terbuang begitu saja.

Leaflet informasi mengenai cara pembuatan pupuk organik cair dari limbah buah dan sayuran (Sumber: dokumen pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline