Lihat ke Halaman Asli

Aspirasi Warga Menolak RS Hosana Diredam dengan Tindakan Intimidasi

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1384188454547948976

Untuk anda yang sudah sempat membaca artikel kami dengan judul : MENGAPA KAMI MENOLAK KEHADIRAN RUMAH SAKIT HOSANA CIKARANG BARU DI TEMPAT KAMI, tentunya masih ingat bahwa kami melakukan penolakan karena lokasi tersebut diperuntukkan bagi pemukiman, bukan dipaksakan untuk menjadi sebuah Rumah Sakit.

Pada tanggal 20 Oktober yang lalu, kami berusaha menyuarakan aspirasi kami tersebut dengan memasang spanduk Penolakan di sekitar lingkungan kami. Namun tiga hari kemudian, seluruh spanduk tersebut raib, menghilang. Kami tidak pernah tahu kapan dan siapa yang merobek semua spanduk tersebut. Pada tanggal 10 November, sekitar 20 hari setelah kejadian tersebut, warga menyuarakan aspirasinya kembali lewat spanduk juga yang dipasang di sekitar pemukiman. Sampai malam hari ini, spanduk tetap ada ditempatnya. Tapi kali ini, warga menerima SMS yang berisi ancaman. Tidak tanggung-tanggung, 3 SMS dari 3 nomor yang berbeda dengan 3 topik ancaman yang berbeda, yang mengatasnamakan 'masyarakat pribumi' dan 'warga miskin' yang sangat membutuhkan Rumah Sakit. Padahal dalam radius kurang dari 1 KM, sudah ada sebuah Rumah Sakit yang lebih besar dan tertata rapi, serta sudah berjalan bertahun-tahun. Sungguh menyedihkan bangsa kita ini. Diawali dengan berdirinya sebuah Rumah Sakit di tengah pemukiman warga, TANPA IJIN dari warga. Saat warga menyuarakan aspirasinya, kami dihadang dengan pengrusakan spanduk dan ancaman lewat SMS. Siapapun yang melakukan hal-hal tersebut diatas, lebih tepatnya yang menjadi sutradara dari aksi pengrusakan spanduk dan dikirimnya SMS ancaman itu, adalah pihak yang TIDAK PUNYA HATI NURANI. Yang tega mendukung sebuah investasi yang tidak layak yaitu membangun Rumah Sakit di tengah pemukiman tanpa adanya lahan yang memadai, pengolahan limbah yang jelas dan perijinan yang tidak jelas. Yang tega membangun sebuah Rumah Sakit berdasarkan sebuah dokumen rekayasa yang disebut dengan Persetujuan warga. Yang dengan ajaib bisa merubah peruntukkan lahan dari pemukiman menjadi area untuk Rumah Sakit. Yang tega mengadu domba warga dengan 'masyarakat pribumi'. Yang tega melakukan pembodohan kepada masyarakat sekitar dengan berlindung dibalik pelayanan sosial kepada warga yang tidak mampu. Jika memang pelayanan masyarakat adalah tujuan berdirinya Rumah Sakit, lalu dari mana logikanya sebuah Rumah Sakit berdiri untuk masyarakat asli yang katanya sangat membutuhkan layanan kesehatan, tapi dengan seenaknya rela mengorbankan ketentraman, kenyamanan dan keselamatan warga yang tinggal langsung di hadapan Instalasi Gawat Darurat mereka. Jika anda ada di posisi kami, bagaimana reaksi anda? Apakah ada pembaca yang tergerak hatinya untuk membantu kami menghadapi kesewenang-wenangan ini? Atau adakah pembaca yang punya saran kemana kami bisa meminta bantuan agar Rumah Sakit tersebut direlokasi ke tempat yang seharusnya dan tidak ada lagi tindakan pembodohan untuk masyarakat sekitar yang notabene adalah penduduk asli Cikarang, agar mereka bisa tahu bahwa Rumah Sakit yang sekarang berdiri di ujung jalan kami ini dibangun bukan karena visi misi sosial, tapi hanya bisnis semata. Atas nama warga RW 11 Desa Mekarmukti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline