Lihat ke Halaman Asli

Road To Buli

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12971799721960884779

Petualang kali ini adalah ke daerah Indonesia Timur tepatnya ke Tanjung Buli Kabupaten Halmahera Timur. Tujuan saya tak lain tentu saja untuk menjawab tantangan menjalankan program CSR sebuah perusahaan tambang di sana.

Buli merupakan daerah yang berkembang karena adanya perusahaan tambang disana. Penduduknya multi etnis, baik penduduk asli, pendatang dari ternate, bugis, buton, gorontalo, jawa dan tentu saja etnis tionghoa ada disana. Untuk ukuran Indonesia Timur, buli termasuk rame.

Saya mengawali perjalan dari Bandara Sukarno-Hatta Jakarta pada hari Kamis 16 Desember 2010 dini hari tepatnya pukul 02.15 WIB sampai di Bandara Sultan Baabullah Ternate pukul 07.00 WIT. Kotamadya Ternate merupakan kota terbesar di Maluku Utara, semula merupakan Ibu Kota propinsi Maluku Utara. Ternate adalah pulau yang tersendiri dengan kondisi alam yang indah terdiri pantai Sulamadaha kemudian ditengah pulau berdiri kokoh gunung berapi Gamalama. Keberadaan gunung Gamalama membuat kota ternate terasa sejuk walaupun berada di pesisir pantai. Gunung Gamalama terkahir meletus tahun 1980, sehingga di balik keindahanya gunung Gamalama menyimpan potensi bahaya dari potensi letusan gunung yang bisa terjadi kapan saja. Oleh karena, mulai 2010 Pemerintah Propinsi Maluku Utara memindahkan Ibu Kota Maluku Utara ke Sofifi yang berada di pulau Halmahera. Pemindahan ini juga bertujuan untuk mendorong pemerataan pembangunan di Kabupaten-kapupaten yang berada di pulau Halmahera.

Setelah beberapa saat singgah di Kota Ternate, kemudian siang harinya pukul 13.00 WIT saya melanjutkan perjalan dari Bandara Sultan Baabullah Ternate menuju Bandara Buli menggunakan pesawat Express Air. Saat ini jadwal penerbangan Ternate-Buli sudah ada setiap hari dengan 3 maskapi penrebangan yang melayani yaitu Express Air, Wings Air dan Merpati Airlines. Perjalanan hanya 20 menit. Alhamdulillah cuaca lagi cerah. Turun dari pesawat, langsung di sambut udara panas yang menyengat khas iklim pesisir.

Alhamdulilah di Bandara Buli saya sudah di jemput oleh protokol perusahaan tambang, langsung meneruskan perjalanan darat menuju kantor tambang yang berlokasi Buli tepatnya di jalan Pantai Indah. Jalan yang dilalui sudah beraspal dan relatif mulus serta datar sehingga bisa ditempuh dalam waktu sekitar 10 menit. Kemudian saya diantarkan menuju mess tempat tempat saya menginap. Lokasi kantor dan mess persis di tepi pantai sehingga suara debur ombak bisa terdengar. Saya juga bisa melihat gugusan pulau yang indah dan masih alami di sekitar Tanjung Buli terdiri dari pulau Gee dan pulau Pakal. Namun, sayang kondisi pulau Gee sudah terlihat bopeng-bopeng sebagai dampak dari aktifitas penambangan. Saat ini perusahaan tambang secara bertahap mulai melakukan reklamasi untuk memulihkan kondisi lingkungan di pulau Gee.

Dampak positif dari kegiatan penambangan terlihat dari aktifitas masyarakat di sekitar Tanjung Buli sudah mulai berdenyut. Pasar Buli pun sekarang sudah beroprasi setiap hari serta hadirnya pertokoan, waserba dan tumbuhnya usaha jasa terutama sewa rumah/kos-kosan, rumah makan dan fotocopy. Pertumbuhan ekonomi juga terlihat dari telah beroperasinya perbankkan secara online serta dilengkapi dengan ATM yaitu Bank Mandiri dan Bank BRI.

Pembangunan infrastuktur juga berlangsung cepat dengan dukungan perusahaan tambang melalui program corporate social responsibility (CSR), dengan telah tembusnya jalan propinsi dari Bandara Buli-Maba-Kota Maba sehingga akses tranportasi bisa lebih mudah. Pembangunan infrastuktur publik lainya yaitu seperti pembangunan gedung pemerintahan, infrastuktur pendidikan, pembangunan puskesmas rawat inap Buli dan sarana ibadah baik gereja serta masjid.

*Tulisan ini dimuat di blog pribadi saya www.csrbusinessindonesia.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline