Lihat ke Halaman Asli

Anang A Roziqin

Penggiat Pendidikan

Gagasan Asesmen Berbasis Open Ended Question dan Open Mindedness-nya Maudy Ayunda

Diperbarui: 26 September 2023   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kajian kritis kebijakan pendidikan asesemen berbasis Open Ended Question untuk optimalisasi potensi siswa


Ramai di media sosial dan media mainstream setelah “ambasador’ generasi milenial “Maudy Ayunda” dalam sebuah wawancara singkat (15/9) menyatakan ingin jadi Menteri Pendidikan. Secara terang-terangan dia mengungkapkan gagasannya tentang asesmen. “Bisa dibilang aku pasti akan mengubah, satu, assessment, karena assesment itu filtering through akhirnya impacting the way that teachers teach, the way that students learn, the way that parents incentivize their kids gitu” katanya.

Lebih lanjut, Jebolan S2 Stanford University mengungkapkan "kalau assesment-nya itu open ended question dan bukan multiple choice pasti murid juga belajarnya beda, guru juga ngajarnya beda, dan akhirnya yang di-grading itu critical and analyzing dibandingin sama memorization,” cletuknya.

Video pendek wawancara 49 detik tersebut membuka pertanyaan besar tentang proses dan keluaran sistem pendidikan kita. Menyadarkan kembali pentingnya keterbukaan pemikiran (open mindedness) dan keberanian untuk menyuarakan gagasan inovatif yang kontekstual.

Ketebukaan pemikiran
Keterbukaan pemikiran merupakan kesediaan untuk menjelajahi pendekatan-pendekatan inovatif dan mendedikasikan tenaga dan pikiran untuk memberikan dampak positif pada suatu masalah. Mentalitas yang terbuka dan berpikiran maju merupakan kebutuhan utama sebagai bahan bakar pergerakan positif.

Potret menyuarakan aspirasi yang dilakukan Maudy menunjukkan adanya kemampuan dalam menganalisis dan berpikir kritis. Kemampuan ini berkembang dengan mulai menjelajahi sebuah proses yang telah terjadi, menganalisis,mengkaji antitesanya lalu membuat sebuah sintesa baru. Sintesa ini akan menukik pada titik dimana pola ini memerlukan akselerasi.

Daalam tinjauan lebih dalam, agar menjadi kritis diperlukan kebiasaan dalam berpikir. Kebiasan ini adalah dengan memberikan kemerdekaan dalam otak untuk berdialegtika dengan dunia global dalam bentuk informasi yang terus berubah dan berkembang pesat. Kemampuan ini tidak takut untuk menantang metode-metode konvensional demi mencapai kemajuan yang berarti.

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah pendidikan kita sudah pada fase tersebut. Memberikan ruang gerak kepada seluruh pendidik, siswa dan pemangku kepentingan untuk menjelajahi ruang dan pendekatan-pendekatan inovatif dan mendedikasikan tenaga untuk merealisasikannya?.

Keterbukaan pikiran Maudy Ayunda menjadi lecuran awal dan inspirasi tahap awal. Bahwa sebuah hasil keterbukaan pemikiran harus disuarakan bagi semua yang ingin berkontribusi pada kemajuan pendidikan di Indonesia dan di seluruh dunia. Prinsip utama yang harus dipegang adalah menekankan pentingnya merangkul gagasan-gagasan dan sudut pandang baru untuk masa depan yang lebih cerah.

Gagasan Asesmen Berbasis Open Ended Question (OEQ)
Gagasan tentang asesmen OEQ menjadi focus utama yang menarik untuk dikaji. Asesmen Berbasis Open Ended Question (OEQ) yang dilontarkan oleh Maudy pada dasarnya telah dilakukan oleh guru-guru di Indonesia. 

Lebih jauh Asesmen Berbasis Open Ended Question (OEQ) merupakan pendekatan dalam penilaian pendidikan yang memberikan ruang lebih luas bagi siswa untuk merespon pertanyaan dan masalah dengan jawaban yang tidak hanya satu, singkat, atau terbatas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline