Lihat ke Halaman Asli

Pemebelajaran Kitab Kuning Masih Tetap Eksis di PPM Al-Hadi Yogyakarta

Diperbarui: 27 Desember 2023   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

K.H. Anis Masduqi LC, M.SI. (Dokpri)

PEMBELAJARAN KITAB KUNING MASIH TETAP EKSIS DI PPM AL-HADI YOGYAKARTA

 (Dokpri)

Kegiatan ngaji kitab kuning (Dokpri)

Kitab kuning sudah menjadi tradisi pembelajaran yang umum dikalangan pondok pesantren. Tidak hanya itu, kitab kuning juga menjadi disiplin ilmu dalam mempelajari studi-studi Islam di karenakan para ulama terdahulu telah mencentuskan untuk mengunakan metode pembelajar kitab kuning dalam penyamapain ilmu keagamaan. Lalu, bagaimana sikap kita di era yang sudah maju ini menangapi pembelajaran kitab kuning.

Menurut KH. Anis Masduqi LC, M.SI. Pimpinan Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hadi Yogyakarta mengatakan, bahwasanya,  Kitab kuning sampai sekarang masih menjadi nilai urgent dalam pembelajaran di Pondok Pesantren karena itu merupakan bagian dari sebuah tradisi yang mana akan memunculkan identitas keilmuan. Maka, penting bagi  kita mempelajari kitab kuning sebagai titik tolak untuk menemukan pembaharuan-pembaharuan teori maupun paradigma. Mutlak juga bagi kita sebagai seorang santri menjaga tradisi ini. Karena tradisi juga bukan berupa fisik saja, melainkan juga berupa keilmuan yang dapat mengembangkan daya kemampuan berpikir, seperti praktiknya yaitu melalui pembelajaran kitab kuning.

Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hadi, memiliki strategi dan tahapan-tahapan dalam mengambangkan keilmuan kitab kuning. Seperti dalam praktik pembelajarannya, PPM Al-Hadi memiliki kurikulum yang berjenjang untuk memenuhi kebutuhan dasar para santri. Dimulai dari yang paling dasar hingga yang lebih luas, sehingga para santri bisa membangun karakter keilmuan yang autentik.

KH. Anis Masduqi LC, M.SI juga memberi contoh seperti pada program nahwu shorof yang ada di PPM Al-Hadi. Para santri diberi tahapan-tahapan dalam pembelajaran nahwu shorof, dimulai dari kitab Jurumiyah dilanjutkan dengan Imrithi lalu Alfiyah. Namun, beliau juga mempunyai saran atau solusi yang tepat bagi para santri dan santriwati yang memang belum pernah mengenal tata bahasa arab ataupun sulit dalam memahaminya, PPM Al-Hadi memberikan sebuah metode praktis yaitu "Metode 33".

Pengembangan pembelajaran kitab kuning sangatlah penting dalam kehidupan serta pembaharuan di masyarakat. Karena kitab kuning merupakan suatu tradisi para Ulama-ulama terdahulu yang mana mereka menebarkan ajaran Islam melalui kitab kuning dan ajarannya bersifat moderat. Seyogyanya, banyak sekali metode atau motivasi yang telah dikemukakan oleh para Ulama' terdahulu. Namun sejatinya pembelajaran yang pasti itu bisa kita dapatkan jika kita mau mengulang, mendiskusikan serta menajamkan pola pikir kita dalam pengembangan intelektual keilmuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline