Lihat ke Halaman Asli

Hanya di Indonesia! Kucing dan Tikus Lebih Berbahaya daripada Serigala dan Harimau. KPI Salah Tangkap!

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dunia pertelevisian Indonesia dihebohkan oleh sikap KPI yang menegur tayangan Tom and Jerry, Litle Krishna, Crayon Sinchan, serta Spongebob Squarepants di beberapa stasiun televisi swasta nasional. Kenapa? KPI memandang bahwa tayangan-tayangan diatas mengandung banyak untuk kekerasan yang termuat didalamnya. Komisioner KPI, Agatha Lily mengatakan bahwa film anak-anak Bima Sakti, Little Krisna, dan Tom and Jerry, mengandung banyak muatan kekerasan. Baik kekerasan secara fisik maupun kekerasan terhadap hewan. "Ini berbahaya jika ditontin anak-anak," ungkap Agatha, Selasa (23/9) di republika.co.id.

KPI menyebutkan, stasiun-stasiun televisi itu melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012, khususnya Pasal 14 atau Pasal 21, serta Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 ayat (1) dan Pasal 37 ayat (1), (2), dan (4) huruf a. Berdasarkan pelanggaran di atas, KPI Pusat memutuskan menjatuhkan sanksi administrasi berupa teguran tertulis.

Hal ini menuai banyak pro-kontra di kalangan masyarakat. Alasannya pun bermacam-macam. Yang pro beranggapan bahwa KPI memang tepat dalam mengambil kebijakan. Karena menurut mereka memang benar di beberapa episode atau bahkan mayoritas episodenya mengandung adegan pukul-pukulan(perkelahian). Sedangkan pihak kontra beranggapan bahwa tayangan diatas tidak seharusnya untuk ditutup. Karena selain memuat hiburan, tayangan diatas juga memuat nilai nilai edukasi yang baik untuk anak-anak serta lebih bermoral.

Mereka pun menambah argumen mereka bahwa yang layak diberikan sanksi oleh KPI adalah tayangan sinetron yang kurang mendidik seperti "Ganteng-Ganteng Srigala, Bastian Steel bukan cowok biasa, serta Manusia Harimau". Karena menurut pandangan mereka, sinetron-sinetron tersebut memuat unsur-unsur yang mendidik dan dapat merusak generasi bangsa. "Masa disekolah isinya pacaran saja? apa mereka tidak belajar?" pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang sering terlontar dari mereka.

Memang fenomena remaja Indonesia jaman sekarang sedikit mengalami pergeseran nilai dan norma. Dimana pada saat ini banyak anak-anak SMP bahkan SD yang sudah mengenal apa itu pacaran dan penasaran untuk mencobanya. Itu merupakan salah satu akibat dari konsumsi media salah satunya adalah televisi.

Dalam hal ini orang tua juga harus dituntut untuk bekerja sama dengan cara mengawasi anak-anak mereka. Orang tua juga harus memperhatikan setiap perkembangan anak-anak dari hari ke hari supaya tidak terjerumus kedalam nilai-nilai yang tidak sesuai dengan usia anak mereka. Apabila hal itu telah terwujud, maka generasi bangsa Indonesia mendatang tidak akan salah arah dan menjadi generasi penerus yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline