Peta penutup lahan menyajikan informasi tutupan biofisik permukaan bumi. Secara umum penyajiannya terbagi ke dalam kelas antara lain tubuh air, lahan kosong, lahan terbangun, dan penutup lahan bervegetasi.
Dilihat berdasarkan fungsinya, informasi mengenai penutup lahan memiliki kedudukan tersendiri untuk berbagai kebutuhan di ranah sains, pengelolaan sumberdaya, kebencanaan, maupun analisis ekonomi.
Penutup lahan dipetakan dengan interpretasi terhadap citra penginderaan jauh, baik citra non fotografis maupun foto udara. Kedalaman informasi penutup lahan yang dapat dipetakan bergantung kepada tujuan pembuatan peta, resolusi sumber data, dan skala produksi peta.
Nilai penting pemetaan penutup lahan dapat berlandaskan kepada kondisi umum di mana laju pertumbuhan penduduk yang terbilang progresif membutuhkan informasi mengenai dinamika lingkungan yang secara umum tergambarkan dalam informasi penutup lahan. Penyajiannya dalam wujud peta berlandaskan kepada efisiensi penyampaian informasi spasial secara visual.
Peta Penutup Lahan memainkan peran penting dan utama dalam perencanaan, pengelolaan, dan pemantauan program di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Guna memastikan pembangunan berkelanjutan, perlu untuk memantau proses yang sedang berlangsung dari pola sebaran penutup lahan selama periode waktu tertentu.
Dalam konteks mewujudkan pembangunan wilayah yang terkendali dan berkelanjutan, otoritas yang terkait dengan pembangunan wilayah membutuhkan model perencanaan sedemikian rupa sehingga setiap bagian lahan yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan cara yang paling optimal, rasional, dan tentu sesuai, di mana hal tersebut sewajarnya berdiri di atas landasan informasi mengenai penutup hingga penggunaan lahan yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H