Lihat ke Halaman Asli

Untuk Siapa?

Diperbarui: 21 November 2022   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam-malam itu kembali menjadi tangis yang sunyi, tak bersuara dengan tarik nafas yang begitu sesak hingga raut wajahnya bergetar.
Memaksa untuk membungkam tangis, suara air hujan tak sanggup menutupinya, bahkan basah itu memeluk luka dalam sesak detak jantung yang seirama.

Kini sunyi-sunyi menjadi riuh,
tanya-tanya itu perlahan membiru
bulir darah-darah yang meriuhkan namamu
perlahan membeku

Maaf kini milik siapa?
Maaf ini untuk apa?
dan

Setelah rasa ingin dalam angan untuk kau dan aku hidup bersama,

Kini melupakanmu menjadi tujuan ku

tapi 


Bagaimana caranya?
dari mana aku harus memulainya?
Bahkan dalam menjalani hari-hari ku yang sudah terbiasa tidak ada hadirmu, rasa ini terus ada. 

Bagaimana caranya ?

Dalam perih

pedih

kamu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline