Lihat ke Halaman Asli

Rozanatul Mutoifah

pelajar/mahasiswa

Perempuan kuliah mau jadi apa?

Diperbarui: 15 April 2023   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"buat apa perempuan kuliah, kalau pada akhirnya seorang perempuan akan terjun hanya di dapur dan mengurus anak" 

dan tentunya masih banyak lagi stigma yang beredar dikalangan masyarakat tentang pendidikan seorang wanita, bahkan perempuan seperti tidak mendapat kesempatan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi  seakan-akan perempuan hanya mengemban tugas dan harus fokus pada dunia perdapuran dan mengurus anak.

di zaman yang modern ini, perempuan memang tidak bisa menuntut kesetaraan gender, karena pada hakikatnya perempuan dituntut patuh dan hormat kepada lelaki (suami dan ayah) oleh karenanya kita tidak bisa menuntut kesetaraan, namun kita bisa meminta keadilan dengan demikian perempuan bisa meminta ruang sosial guna untuk menyalurkan bakat yang dimiliki oleh seorang perempuan tersebut. perempuan memiliki hak yang sepantasnya didapat.

kita lihat dari sudut pandang islam, bahwa seorang perempuan pasti nantinya akan menjadi seorang ibu dengan adanya istilah "ibu adalah madrah pertama" perempuan adalah guru pertama bagi anak-anaknya. seperti yang di dawuhkan oleh Ning Sheila Hasina

  ...  "bagaimana kita mau mengharap anak-anak kita akan terdidik dengan baik, jika dia diasuh oleh ibu yang tidak berpendidikan, maka jadilah terdidik sebelum kamian mendidik"

Seorang perempuan memang wajib mengurus rumah tangga dan mengurus anak, tetapi menjadi ibu yang berpendidikan tentunya sangat penting agar nantinya anak kita memiliki madrasatul ulaa yang nnatinya mampu mendidik anak secara lebih baik lagi. dengan begitu tentunya perempuan haruslah mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

memang perempuan pasti akan menjadi seorang ibu, tetapi itu kembali ke pilihan kita. kalau memang wanita ujung-ujungnya akan menjadi seorang ibu dan kita hanya dirumah saja (ibu rumah tangga) tapi perlu dikatahui bahwa anak itu tidak bisa memilih orang tuanya jadi tentunya kita sebagai ibu yang harusnya mempunyai kesadaran penuh untuk melahirkan berhak memberikan yang terbaik untuk anak kita, anak kita berhak mempunyai ibu yang cerdas, anak kita berhak mempunyai ibu yang bisa mendidik dia menjadi lebih baik. jadi kalau ada stigma masyarakat "kamu ngapain kuliah S1 S2 S3 toh ujung-ujungnya dirumah" tentunya karena kita selalu dirumah jadi 100 persen anak kita akan selalu ada dalam pantauan kita, sehingga kita berhak menjadi ibu yang peka akan pendidikan anak sehingga nanti kita akan mampu mendidik anak kita dengan baik, karena kita sebagai perempuan memiliki keawajiban untuk mendidik generasi yang selanjutnya, yang siapa tahu nantinya anak kita akan menjadi sesuatu yang lebih dari kita bayangkan, siapa tahu anak kita mampu merubah bangsa ini menjadi lebih baik lagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline