Lihat ke Halaman Asli

Drama Dalam Bahasa dan Sastra

Diperbarui: 16 Oktober 2022   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kata drama berasal dari kata Yunani draomai, yang berarti berbuat, berlaku bertindak, atau beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan atau bereaksi. Drama berarti perbuatan, tindakan, atau bereaksi. Dalam kehidupan sekarang, drama mengandung arti yang lebih luas ditinjau apakah drama sebagai salah satu genre sastra, ataukah drama itu sebagai cabang kesenian yang mandiri. Drama naskah merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi dan prosa Drama dalam arti luas adalah suatu bentuk kesenian yang mempertunjukkan sifat atau budi pekerti manusia dengan gerak dan percakapan di atas pentas atau panggung. Drama merupakan bentuk seni yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog.

Bahasa dan sastra merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sastra merupakan satu bentuk karya seni yang menggunakan bahasa sebagai media penyampaiannya. Melalui sastra, penulis mengeksploitasi potensi-potensi bahasa untuk menyampaikan gagasannya dengan tujuan agar pembaca menikmati karyanya serta mampu memahami pesan di dalamnya. Sastrawan seringkali tidak menyatakan maksud secara langsung, tetapi melalui kiasan-kiasan, simbol-simbol, atau pun lambang-lambang tertentu. Dengan demikian, memahami bahasa, termasuk gaya bahasa secara baik, akan membantu pembaca memahami pesan yang terkandung di dalam karya sastra yang dibaca. Kemampuan tersebut hanya dapat diperoleh melalui proses pembelajaran yang baik pula. Begitupun juga dengan drama, dalam drama berkaitan dengan kaidah kebahasaan. Seperti yang biasa terlihat dalam dialog atau monolog, drama menggunakan tanda petik untuk menunjukkan percakapan. Selain itu, narasi dalam drama dilengkapi dengan bagian di luar dialog yang mejelaskan mengenai latar tempat, waktu, atau suasana. Pada dasarnya drama terdiri dari runtutan percakapan, maka bahasa sehari-hari sering dipakai dalam drama. Drama tidak terlalu memperhatikan kaidah kebahasaan yang baku seperti prosa, atau memiliki lapis makna seperti puisi.

Drama merupakan bagian dari karya sastra. Drama merupakan cerita atau sebuah tiruan perilaku dan segala yang berhubungan dengan kehidupan manusia dengan segala konflik dan intrik yang dipentaskan. Hal ini sangat realistis karena kata drama berasal dari Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi, dan sebagainya. Jadi drama berarti perbuatan atau tindakan. Drama sebagai gambaran tentang kehidupan manusia dalam dunia nyata yang coba dilukiskan kembali oleh pengarang dan diperagakan dalam sebuah dunia yang disebut panggung dengan segala gejolak yang terjadi di dalamnya. Pengarang mencoba menyikapi makna kehidupan baik itu sedih, menyenangkan, sesuai dengan apa yang terjadi. Japi Tambajong (1981:33-34) mengklasifikasikan drama menjadi 5 jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Tragedi (duka ria), drama yang melukiskan kisah sedih yang besar dan agung. Tokoh-tokohnya terlibat dalam bencana yang besar. Penulis naskah mengharapkan agar penonton memandang kehidupan secara optimis.

2. Komedi (drama ria), drama ringan yang sifatnya menghibur dan di dalamnya terdapat dialog kocak yang sifatnya menyindir dan biasanya berakhir dengankebahagiaan. Lelucon bukan tujuan utama dalam komedi tetapi drama ini bersifat humor dan pengarangnya berharap akan menimbulkan kelucuan atau tawa riang.

3. Tragikomedi, dua paras perasaan yang digabungkan, tragedi dan komedi.

4. Melodrama, lakon yang sangat sentimental, dengan tokoh dan cerita yang mendebarkan hati dan mengharukan.

5. Dagelan (farce), disebut juga banyolan. Seringkali drama ini disebut drama komedi murahan atau komedi picisan. Dagelan adalah drama kocak dan ringan, alurnya tersusun berdasarkan arus situasi dan tidak berdasarkan arus situasi. Isi cerita dagelan biasanya kasar, lentur dan fulgar.

Bahasa drama sebagai karya sastra adalah bahasa sastra karena itu sifat konotatif juga dimiliki. Pemakaian lambang, kiasan, irama, pemilihan kata yang khas, dan sebagainya berprinsip sama dengan karya sastra yang lain, tetapi karena yang ditampilkan drama adalah dialog maka bahasa drama tidak sebeku bahasa puisi, dan lebih cair dari bahasa prosa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline