Lihat ke Halaman Asli

Royyan Haykal

Journalism Student at Padjadjaran University

Berkah Lebaran, Omset Pedagang Rujak Naik

Diperbarui: 12 Juli 2024   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi. Seorang pedagang rujak di kawasan Metro Margahayu Raya Bandung sedang menyiapkan pesanan pelanggannya pada Jumat (21/04).

Bandung - Lebaran menjadi momen yang ditunggu karena situasinya yang unik dan terkandung berkah didalamnya. Dimulai dari mudik, bersilaturahmi, tradisi yang berbeda setiap daerah, dan tentunya kuliner khas yang disajikan pada saat lebaran.

Berbicara mengenai kuliner lebaran, akan ada makanan yang dicari ketika indra perasa sudah bosan dengan kuliner lebaran. Khususnya di siang hari saat mulai kelelahan beraktifitas di hari lebaran atau libur lebaran. Bakso mungkin menjadi hal pertama yang muncul di pikiran Anda dan biasanya hari lebaran menjadi harapan pedagang untuk mendapatkan berkah di dalamnya. 

Selain bakso, terdapat makanan yang sering dicari masyarakat saat lebaran atau libur lebaran yaitu rujak. Menurut Kartika (49), rujak sering menjadi opsi kedua baginya ketika sudah bosan dengan bakso. 

"Biasanya kalo bosen dengan bakso, rujak sih yang dicari pas lebaran"

Hidangan rujak muncul pertama kali pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya di abad ke-7 hingga ke-13. 

Rojak (rujak) dalam bahasa Melayu memiliki arti yaitu "campuran". Beragam keuntungan bisa anda dapatkan saat menyantap rujak, dimulai dari kaya akan nutrisi, lalu senyawa antioksidan dari buah-buahan, juga dapat membantu meningkatkan fungsi pencernaan, serta bumbunya yang pedas bercampur dengan rasa asam dan manis dari buah menjadi cita rasa khas rujak itu sendiri.  

Hidangan ini juga tersebar di beberapa negara Asia Tenggara dengan versinya masing-masing. Seperti di wilayah utara Semenanjung Malaysia, "pasembur" merupakan arti lain dari rujak atau sering disebut juga "rojak mamak" di wilayah selain Semenanjung Malaysia bagian utara. Negara tetangganya yaitu Singapura, memiliki rojak dengan sentuhan India dan rojak dengan sentuhan kuliner khas China. Thailand juga memiliki rujak yang dikenal sebagai "som tam". Begitu pula dengan negara Vietnam, Kamboja, dan Laos. 

Beralih ke nusantara, terdapat rujak khas yang dimiliki beberapa daerah. Misalnya rujak cingur yang berbahan utama cingur sapi khas Surabaya, rujak kuah pindang yang buahnya disiram kuah kepala pindang khas Bali, rujak juhi yang berbahan utama cumi-cumi khas Jakarta, rujak cuka khas Sunda, rujak soto khas Banyuwangi dan masih terdapat jenis rujak lainnya di Indonesia.

Tapi bagaimana kondisi asli penjualan rujak di hari atau libur lebaran bagi pedagang rujak? 

Euforia berkah lebaran dirasakan seorang pedagang rujak, Adah (63) di kawasan Metro Margahayu Raya Bandung. Selama lima belas tahun lamanya Adah sudah berjualan di kawasan tersebut. Ia membuka dagangannya bersamaan dengan warung yang tepat di belakang gerobak dagangannya.

"Buka dari jam setengah 6 pagi sampai jam 9 malam sambil buka warung juga," kata Adah saat ditemui di lokasi tempat ia biasa berjualan, Sabtu (13/4/2024).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline