PENDAHULUAN
Dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri atau rasa terbakar di ulu hati, perut kembung setelah makan (rasa tak menyenangkan akibat makanan tertahan di lambung) dan rasa kenyang yang lebih cepat dirasakan walau jumlah yang dimakan masih sedikit sehingga volume makan yang biasa tak dapat lagi dihabiskan, juga mual dan bahkan muntah.
Keluhan dispepsia sangat sering dialami atau kita jumpai di masyarakat. Banyak diantaranya telah mengunjungi dokter untuk mendapatkan pengobatan namun keluhan-keluhan yang mereka alami sering muncul kembali setelah sekian waktu menghilang karena pengobatan dan/atau diet.
Seringnya keluhan yang menjengkelkan tersebut bolak balik membuat banyak penderita yang berusaha melakukan swamedikasi dengan mengulang kembali obat-obatan yang pernah mereka dapatkan dari dokter, bahkan tak jarang mereka saling berbagi pengalaman, memberi tahu obat-obatan yang biasa mereka gunakan kepada kenalan atau saudara yang memiliki keluhan yang mirip.
Tulisan/saduran kali ini bertujuan untuk mengedukasi pembaca agar mengetahui bahwa ada banyak jenis kelainan yang menjadi penyebab dispepsia dan pengobatannya perlu waktu yang tidak sebentar.
PENYEBAB DAN PATOGENESA
Dispepsia tak terdiagnosa
Pasien mengalami gejala2 dispepsia tapi tak diperiksa lanjut sehingga tak bisa dikelompokkan ke organik atau fungsional
Dispepsia organik
Terjadi akibat adanya penyebab yang jelas, baik organik, sistemik, atau metabolik, yang kemudian mengalami perbaikan ketika penyebab dasarnya diperbaiki, seperti: Gastroesophageal reflux disease (GERD); kerusakan mukosa yang diakibatkan obat (salisilat atau NSAID lainnya), antibiotik tertentu (misalnya doksisiklin, eritromisin, ampisilin), digitalis, teofilin, dll; ulkus peptikum; penyakit saluran empedu; hepatitis; pankreatitis; kista pankreas; kanker (lambung, pankreas, usus besar); iskemia usus; aneurisme aorta abdominal.
Dispepsia fungsional