Lihat ke Halaman Asli

Roy Frans

Seorang PNS di Kementerian Keuangan

Sepatu Kulit

Diperbarui: 27 Juni 2020   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku berjalan mengitari peraduan malam
Menapak dalam jejak hujan rintik-rintik
Tak tahu kemana sepasang sepatu ini bermalam
Ku pasrahkan kepada anila berbisik

Pelosok kota begitu temaram
Seluruh penduduk tenteram tertidur dalam shyam
Sepatu kulitku tak mau berhenti berpijak
Mengajakku berjalan menyusuri trotoar rusak

Suara lolongan anjing cungkring, memecahkan keheningan malam
Satu demi satu gang kumal kuselam
Mencari sesuatu pengganjal perut konser keroncongan
Tak jua kumenemukan hidangan penghangat badan

Lalu aku tersenyum menatap sepatu kulit
Pasti nikmat kalau jadi kerupuk kulit
Menghilangkan kerinduan perut melilit
Yang berharap untuk segera pamit

By Roy Dabut
Medan, tgl 28 Feb 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline