Lihat ke Halaman Asli

Roychan Sabila Mudzakir

Mahasiswa jurusan Marketing Communication Binus University

Kebiasaan Overthinking yang Terjadi pada Remaja

Diperbarui: 31 Januari 2023   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Getty Images 

Overthinking atau banyak memikirkan hal yang tidak perlu dipikirkan atau hal yang belum tentu terjadi menjadi salah satu fenomena yang kerap dirasakan oleh remaja pada masa kini. Apakah kamu pernah mengalami hal yang serupa?

Secara umum, overthinking didefinisikan sebagai perilaku atau kebiasaan memikirkan sesuatu secara berlebihan. Overthinking membuat seseorang terlalu banyak merenungi masa lalu, mengkhawatirkan masa depan, dan memikirkan berbagai kemungkinan yang belum tentu akan benar-benar terjadi.

Banyak penyebab overthinking pada remaja salah satunya, yaitu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang dirasa lebih sempurna sehingga remaja selalu berambisi ingin seperti mereka. Pikiran ini terus memaksa remaja untuk berpikir bahwa dirinya tidak cukup baik sehinhga kurang bersyukur atas apa yang dimiliki saat ini.

Umumnya, remaja seringkali mengalami overthinking karena permasalahan percintaan, pertemanan, maupun diri sendiri. Dan yang seringkali terjadi adalah remaja memiliki asumsi negatif tentang dirinya. Merasa kurang cantik, tampan, terkenal dan lain sebagainya. Ditambah keberadaan media sosial juga turut menjadi salah satu faktor overthinking pada remaja. Mayoritas remaja merasa tidak percaya diri atau minder karena banyaknya perundungan yang terjadi di media sosial, contohnya komentar dan respons negatif dari orang-orang yang tidak bijak dalam menggunakan media sosial. Selain menyebabkan perasaan minder, overthinking juga menjadi akibat adanya pemikiran remaja yang merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya.

Sumber: Pexels.com

Ketika overthinking dialami pada masa remaja, kegiatan ini akan membuat kita menjadi pribadi yang tertutup, insecure, dan selalu mengurung diri. Selain itu, kegiatan ini juga akan berpengaruh pada akademik sehingga kita akan kesulitan untuk berkonsentrasi dan berkomunikasi

Mengapa overthinking menjadi fokus utama di dalam kesehatan mental remaja? Sebab remaja masih belum dapat menyikapi dengan baik perihal overthinking tersebut. Mungkin jika hanya emosi atau perasaan sedih sesaat masih sangat wajar. Tetapi, pada kenyataannya sangat banyak remaja yang mengekspresikan overthinking yang disebabkan oleh gangguan mentalnya dengan melakukan hal-hal yang fatal, seperti menyakiti diri sendiri bahkan sampai mengakhiri hidupnya. Memang pada dasarnya, setiap orang tidak bisa menghindar dari stres. Berikut merupakan ciri-ciri dari overthinking yang perlu kamu ketahui:

  • Memiliki kekhawatiran berlebih terhadap suatu hal.
  • Sering mengkritik diri sendiri.
  • Mudah merasa menyesal.
  • Menghabiskan waktu memikirkan masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan
  • Sering berandai-andai pada kejadian yang belum pernah terjadi.
  • Memikirkan hal yang sama secara berulang-ulang.

Overthinking yang berlebih akan berdampak pada kesehatan anda, seperti susah tidur, tidak nafsu makan, hingga gangguan pencernaan. Pelepasan kortisol dapat memengaruhi sistem pencernaan dan dapat memicu kenaikan asam lambung, konstipasi, gerd, Irritable Bowel Syndrome (IBS), dan diare. Overthinking juga dapat mengganggu kesehatan fisik, seperti sakit kepala, jantung berdebar, sesak napas, dan stroke.

Sumber: Pixabay.com

Lalu bagaimana untuk mencegah overthinking sehingga tidak mengganggu kehidupan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline