Lihat ke Halaman Asli

Royan Raiskhana

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Analisis Puisi "Mata Pisau" karya Sapardi Djoko Damono

Diperbarui: 29 Oktober 2024   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Analisis Puisi "mata pisau" 

Karya Sapardi Djoko Damono Oleh Royan Raiskhana

 

mata pisau itu tak berkejap menatapmu:

kau yang baru saja mengasahnya

berfikir: ia tajam untuk mengiris apel

yang tersedia di atas meja

sehabis makan malam;

ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu.

Puisi karya Sapardi Djoko Damono selalu menawarkan kedalaman makna yang tersembunyi di balik kata-kata sederhana. Puisi "mata pisau itu tak berkejap menatapmu" ini, meski pendek, menyimpan simbolisme yang kuat dan mengundang pembaca untuk melakukan interpretasi mendalam.

Simbolisme Pisau: Pisau, secara umum, adalah simbol dari kekuatan, ketajaman, dan potensi bahaya. Dalam konteks puisi ini, pisau menjadi metafora untuk berbagai hal, antara lain: Keinginan: Pisau yang diasah tajam menunjukkan adanya keinginan yang kuat, mungkin keinginan untuk melukai atau menyakiti. Pikiran: Pisau juga bisa menjadi representasi dari pikiran yang tajam dan kritis, yang dapat menganalisis dan menghakimi. Perasaan: Pisau bisa menjadi simbol dari emosi yang kuat, seperti amarah, kebencian, atau bahkan cinta yang obsesif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline