"Kapan Papa nggak pergi-pergi lagi?" Pertanyaan ini dilontarkan oleh buah hati saat saya pamit (17/12/2023) akan pergi ke Jakarta untuk mengikuti Pengukuhan Pengurus Pusat Special Olympics Indonesia (18/12/2023) di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
Tentu pertanyaan ini tidak datang begitu saja, melainkan karena terpicu selama seminggu terakhir saya sudah beberapa hari tidak berada di rumah, bahkan sejak akhir November 2023 saya sudah jarang berada di rumah untuk mengerjakan karya bakti dalam olahraga disabilitas.
Dengan lembut dan sangat menjanjikan, saya menjawab buah hati dengan penuh keyakinan: "Sabtu depan ya, Nak. Setelah Sabtu depan Papa dari Trenggalek (23/12/2023), Papa nggak akan pergi-pergi lagi, Papa akan menghabiskan waktu bareng Relthan."
Sesuai agenda yang kami miliki, berdasarkan permohonan narasumber yang telah tersampaikan sebulan sebelumnya, Kabupaten Trenggalek memang akan menjadi daerah penutup karya bakti pada penghujung tahun ini.
Hingga sehari (22/12/2023) menjelang keberangkatan ke Kabupaten Trenggalek, permohonan narasumber datang kembali untuk mengisi sebuah kegiatan (27/12/2023), saya pun mencoba berkompromi dengan istri tentang kemungkinan mengubah jadwal kebersamaan dengan buah hati selama liburan.
Setelah jadwal liburan telah memungkinkan untuk diubah, justru kegelisahan menyergap diri ini, saya diingatkan dengan janji kepada buah hati yang begitu meyakinkan, hingga akhirnya saya harus menolak dengan halus untuk membantu mengisi kegiatan, supaya tetap dapat memegang komitmen bersama buah hati.
Dengan tetap bertahan pada komitmen yang semula merupakan pertanda bahwa saya telah berkomitmen untuk senantiasa hadir bagi buah hati dalam memberikan arti, karena kehadiran seorang Papa menjadi bagian yang terpenting bagi kelangsungan hidup dan masa depan buah hati.
Natal telah memberikan teladan yang agung tentang betapa pentingnya sebuah kehadiran, segala risiko dan bahaya ditanggung oleh Sang Bayi saat berkomitmen hadir di dunia ini. Dengan kehadiran Sang Bayi, banyak umat manusia yang terselamatkan hingga dapat memiliki masa depan yang penuh harapan, karena Sang Bayi sendiri yang telah berkomitmen sejak semula, dan menepati untuk menjadikan diri-Nya sendiri sebagai yang ditumbalkan.
Papa seperti apakah diri kita? Papa yang akan selalu hadir bagi buah hati, atau Papa yang akan menumbalkan buah hati demi kesenangan dan ambisi pribadi? Papa yang selalu merindukan pulang, akan menyelamatkan kelangsungan hidup dan masa depan buah hatinya. Hadir bagi buah hati jauh lebih penting dibanding dengan keadaan apa pun di dunia, kehadiran Papa akan selalu memberikan alasan bagi buah hati untuk terus melangkah dalam anugerah menuju masa depan yang penuh harapan. Selamat Natal.
Kota Surabaya, 25 Desember 2023