"Besar harapan kami agar nilai apresiasi atau bonus bagi Kontingen Jawa Timur pada Peparnas XVI Papua 2021 sama dengan yang didapatkan oleh Kontingen Jawa Timur pada PON XX Papua 2021 sebagai bentuk kesetaraan perlakuan bagi prestasi penyandang disabilitas dengan atlet pada umumnya."
Kalimat di atas merupakan kalimat penutup pada surat pengajuan bonus yang kami kirimkan kepada Gubernur Jawa Timur pada tanggal 29 November 2021. Dalam surat pengajuan bonus yang terdiri hanya dari satu lembar surat tersebut---dilampiri daftar perolehan medali dan kekuatan kontingen---tidak ada sama sekali besaran bonus yang kami sebutkan, selain hanya memohon kebijaksanaan Gubernur Jawa Timur untuk berkenan memberikan bonus.
Tanpa terasa sepuluh bulan berlalu sejak kami mengirimkan surat pengajuan, dan setelah melalui berbagai tahapan sesuai dengan pedoman siklus pengelolaan keuangan daerah, betapa mengejutkan bahwa pada tahun ini telah dianggarkan bonus dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022.oleh Gubernur Jawa Timur bagi Kontingen Jawa Timur pada Peparnas XVI Papua 2021 yang sama besarannya dengan yang didapatkan oleh Kontingen Jawa Timur pada PON XX Papua 2021.
Tentu kebijaksanaan dari Gubernur Jawa Timur tersebut merupakan sejarah baru bagi masyarakat disabilitas di Provinsi Jawa Timur, khususnya dalam hal pembinaan dan pengembangan olahraga disabilitas yang berada di bawah naungan National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Provinsi Jawa Timur.
Sepanjang 37 tahun eksistensi dari induk organisasi olahraga disabilitas ini berdiri di Provinsi Jawa Timur, belum pernah sekalipun mendapatkan kesetaraan perlakuan atas prestasi yang diraih seperti yang diberikan kepada atlet nondisabilitas yang berada di bawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jawa Timur, akan tetapi kali ini NPCI Provinsi Jawa Timur mendapatkan kesetaraan perlakuan.
Teristimewa kesetaraan perlakuan tidak berhenti hanya pada pengajuan bonus Peparnas XVI Papua 2021, terhadap surat pengajuan bonus Asean Para Games XI yang kami kirimkan pada tanggal 8 Agustus 2022, sesaat setelah berakhirnya Asean Para Games XI Tahun 2022 yang lalu, Gubernur Jawa Timur pun memberikan kesetaraan bonus bagi perwakilan dari Provinsi Jawa Timur yang tergabung dalam Kontingen Indonesia yang telah berhasil meraih prestasi dengan perolehan medali sebanyak 23 Emas, 12 Perak dan 3 Perunggu.
Momen terwujudnya sejarah baru kesetaraan Atlet NPCI Jawa Timur dengan Atlet KONI Jawa Timur tersebut, telah terlaksana dengan dilakukannya pemberian bonus secara simbolis oleh Gubernur Jawa Timur kepada tiga perwakilan atlet Peparnas XVI Papua 2021, dan dua perwakilan atlet Asean Para Games XI, seusai Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya (10/11/2022)---bersamaan pula dengan pemberian bonus kepada atlet KONI Jawa Timur.
Setelah pemberian bonus secara simbolis dilaksanakan kepada perwakilan atlet NPCI Jawa Timur, pada hari yang sama (10/11/2022) untuk personel dari kontingen yang menggunakan bank pembangunan daerah setempat juga menerima transferan sejumlah dana sesuai raihan prestasi ke rekening masing-masing dengan pajak yang ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sedangkan untuk personel dari kontingen yang menggunakan bank lain secara perlahan sesuai proses transfer antar bank pun menerima sejumlah dana, hingga semua proses transfer kepada seluruh bagian dari kontingen yang terdiri dari atlet, pelatih, manajer dan tenaga pendukung---baik yang mendapatkan medali maupun yang nonmedali---telah tuntas pada pekan terakhir di bulan November 2022.
Seusai penerimaan bonus, berbagai kisah mengharukan menyusul di baliknya, di antaranya ada kisah dari seorang atlet yang merupakan anak tertua dalam keluarga yang bapaknya telah wafat, sesaat setelah menerima bonus langsung menikahkan adiknya. Ada kisah dari seorang atlet yang sejak kepulangan dari Peparnas XVI Papua 2021 tidak memiliki pekerjaan yang tetap, sesaat setelah menerima bonus langsung melunasi utangnya, dan menggunakan uang yang tersisa untuk menjadi pelaku UMKM.
Ada pula kisah dari seorang atlet yang sepekan setelah bonus diterimakan secara simbolis tak kunjung menerima bonusnya---tidak menggunakan bank pembangunan daerah setempat, sehingga membutuhkan waktu transfer yang lebih lama---berusaha menghubungi kami dengan menyampaikan bahwa bonus yang nanti diterima akan digunakan untuk membiayai orang tuanya yang sedang terbaring di rumah sakit.