Lihat ke Halaman Asli

Roy Soselisa

Sinau inggih punika Ndedonga

Peran Sport Clinic dalam Olahraga Disabilitas

Diperbarui: 3 September 2019   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kuliah Anatomi 1, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga (Sabtu, 31/8/2019) - dokpri

Oleh: Roy Agustinus Soselisa*

Disampaikan pada Symposium and Workshop "3rd National Sport Science Meeting: 10-Year Experience in Comprehensive Management of Sport Clinic" yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pelayanan Sport Clinic RSUD Dr. Soetomo Surabaya di Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, 30-31 Agustus 2019.

Penulis pada saat simposium berada dalam satu sesi pararel bersama I Putu Alan Pawana, dr. Sp.KFR(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang membawakan tema Sport Prosthetics, dan Yasunori Umemoto, MD, Ph.D. dari Department of Rehabilitation Medicine, Wakayama Medical University, Japan yang membawakan tema How to Improve Sport Perfomance in Disabled Athletes. Untuk mendapatkan ulasan yang lebih lengkap tentang Peran Sport Clinic dalam Olahraga Disabilitas, maka artikel pendukung yang disertai dengan beberapa referensi lain (terletak pada bagian catatan kaki) dapat diunduh dalam format PDF pada URL berikut: bit.ly/DisabilitySportClinic.

Pendahuluan

Terkait dengan tujuan sesi ini, panitia telah menentukan tajuk untuk penulis sampaikan dalam simposium yaitu tentang Indonesian Disabled Athletes. Dengan memperhatikan derap kegiatan penulis selama ini yang berada dalam lingkup pembinaan dan pengembangan olahraga disabilitas di Provinsi Jawa Timur, maka penulis akan menggunakan titik berangkat perspektif dari dinamika yang terjadi di Provinsi Jawa Timur.

Oleh sebab itu, perspektif penulis tidak mewakili perspektif secara nasional tentang Indonesian Disabled Athletes, terlebih tidak mewakili kewenangan yang dimiliki oleh Pengurus Pusat National Paralympic Committee Indonesia (NPCI).

Melalui tajuk yang diberikan oleh panitia, penulis akan mencoba menawarkan gagasan bagi audiens simposium. Apabila melihat tema besar dari simposium tentang "3rd National Sport Science Meeting: 10-Year Experience In Comprehensive Management Of Sport Clinic", maka gagasan yang coba ditawarkan akan menyasar pada segmen medis.

Mengingat artikel ini akan dilempar pula ke dalam cyberspace, dengan harapan gagasan yang coba ditawarkan dapat terdengar pula oleh stakeholder terkait, khususnya induk organisasi olahraga disabilitas yang berada pada tataran pengurus provinsi di Indonesia, maka penulis akan membubuhkan perspektif dari induk organisasi olahraga disabilitas.

Pada segmen medis, penulis akan menawarkan gagasan tentang peran apa yang dapat dilakukan oleh dunia medis dalam bingkai Sport Clinic bagi pembangunan olahraga disabilitas di Indonesia.

Sementara itu, pada segmen induk organisasi olahraga disabilitas yang berada pada tataran pengurus provinsi di Indonesia, penulis akan menawarkan gagasan tentang nilai tambah apa yang bisa didapatkan oleh induk organisasi olahraga disabilitas saat menjalin sinergi dengan dunia medis, mungkin Sport Clinic belum ada di seluruh Indonesia, tetapi setidaknya induk organisasi olahraga disabilitas di Indonesia sudah mulai bisa melirik dunia medis untuk menjadikannya sebagai salah satu pilar yang harus berdiri kokoh dalam pembangunan olahraga disabilitas.

Warisan Asian Para Games 2018

Indonesia mendapat kehormatan untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah dari pesta olahraga multi event tingkat Asia bagi paralimpian yang dikenal dengan Asian Para Games pada 6-13 Oktober 2018 yang lalu.

Pada perhelatan Asian Para Games edisi yang ketiga ini, Indonesia telah sukses sebagai penyelenggara, sekaligus sukses meraih prestasi dengan melampaui target yang dibebankan oleh pemerintah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline