Lihat ke Halaman Asli

Roy Soselisa

Sinau inggih punika Ndedonga

Latihan Imagery atau Visualisasi Untuk Atlet Atletik Nomor Lari Jarak Pendek

Diperbarui: 7 Februari 2016   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Melalui catatan tersebut saya hendak berbagi sebagian dari isi modul latihan mental (psikologi olahraga) yang sempat saya susun seminggu lalu. Meski latihan mental kurang menggigit atau kurang bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh atlet, dibandingkan dengan latihan fisik, teknik dan taktik, namun latihan-latihan semacam ini bila dilakukan secara teratur akan dapat membantu seorang atlet untuk membentuk persepsi yang baik dalam benaknya.

Dengan melakukan latihan imagery atau visualisasi, seorang atlet akan dapat mengubah persepsinya terhadap sesuatu (ketakutan saat menghadapi perlombaan, dll.). Melalui proses latihan imagery atau visualisasi yang dilakukan secara teratur, seorang atlet dapat membentuk imaji (sesuatu yang dibayangkan dalam pikiran) akan suatu keadaan dalam berbagai bingkai persepsi (perlombaan bukanlah sesuatu yang menakutkan, dll.).

Bentuk latihan mental semacam ini dapat dimanfaatkan oleh atlet (dan pelatih dalam melatih) untuk mempelajari atau mengulang gerakan baru, dan memperbaiki suatu gerakan yang salah atau belum sempurna. Sederhananya seorang atlet dapat melakukan simulasi latihan teknik dalam pikirannya, selain itu dapat dimanfaatkan pula sebagai sarana latihan bagi atlet yang sedang dalam masa pemulihan dari cidera.

Saya rasa cukup sekian saja ya pengantarnya, sebelum "basa basi" ilmiahnya jadi melantur seperti yang ada dalam modul. :D Selamat berimaji tentang semua yang benar, semua yang manis, dan semua yang sedap didengar untuk meningkatkan prestasi. Bukan berimaji tentang yang jorok-jorok, lalu karena terus dipikirkan dalam kepala, akhirnya keluar dalam tindakan nyata, dan prestasi pun tak pernah kunjung datang. ;)

Berikut ini merupakan "imaji" yang dapat dibayangkan oleh seorang atlet dengan berbagai posisi nyaman (sambil rebahan memejamkan mata, duduk santai di atas kursi, dsb.), tentunya "imaji" tersebut dapat dikembangkan dengan lebih baik lagi oleh atlet (maupun pelatih dalam melatih mental), mengingat "imaji" tersebut jauh dari sempurna karena pengaruh deadline yang ditetapkan untuk membuat modul (sistem kebut semalam). :D Latihan imagery atau visualisasi untuk atlet atletik nomor lari jarak pendek saat akan melangsungkan perlombaan, sebagai berikut:

Bayangkan dirimu baru saja selesai melakukan seluruh rangkaian pemanasan, mulai dari senam aktif statis, jogging, hingga senam aktif dinamis. Pemanasan yang kamu lakukan benar-benar maksimal dan nyaman. Lalu setelah kamu selesai melakukan seluruh rangkaian pemanasan, kamu mulai melakukan Lari ABC (Accleration, Balance, and Coordination Run) dengan rangkaian gerakan yang sama seperti yang kamu lakukan setiap kali akan menjalankan program latihan, dengan tidak menambah rangkaian gerakan lain yang tidak pernah kamu lakukan sebelumnya.

Sepanjang kamu melakukan Lari ABC, kamu selalu bertatap muka dengan lawan-lawan lombamu yang juga melakukan Lari ABC, dan tidak lama lagi akan adu kecepatan denganmu. Namun, saat kamu bertatap muka dengan lawan-lawanmu itu, tak ada sedikit pun rasa takut yang datang menghinggapimu. Kamu tetap dapat tersenyum, bahkan saling bertegur sapa dengan lawan-lawanmu itu, dan kamu pun tetap dapat fokus pada setiap rangkaian Lari ABC yang sedang kamu lakukan.

Selesai melakukan Lari ABC, kamu mulai mengganti sepatu kets dengan sepatu spike, untuk kemudian mencoba posisi start dengan menggunakan start block yang telah disediakan oleh panitia pelaksana. Saat kamu mulai mencoba posisi start, kamu melakukan segala sesuatunya dengan tenang, tanpa tergesa-gesa dan tidak melakukan percobaan start secara berlebihan. Kamu dapat melakukan start dengan tepat dan kamu merasakan kemampuan start dan kecepatan larimu seperti yang kamu inginkan.

Selesai mencoba start, kamu mengganti kembali sepatu spike dengan sepatu kets, kamu mulai membereskan diri, mengelap semua keringat dalam tubuhmu dengan handuk, dan memilih untuk memakai baju atau training yang hangat selama menunggu waktu panggilan sebelum masuk ke tempat perlombaan. Kamu mulai memilih tempat menunggu yang nyaman, dan kamu merebahkan diri dengan posisi telentang, memejamkan mata sambil menutup wajahmu dengan kaos kering/kaos ganti yang telah kamu persiapkan. Kamu benar-benar merasa nyaman dan rileks dalam posisi ini, bahkan dalam keadaan tenang dan mampu berkonsentrasi penuh untuk menghadapi perlombaan.

Panggilan untuk memasuki tempat perlombaan pun tiba, kamu dan pelari yang lain mulai jalan menuju tempat duduk pemanggilan atlet. Kamu kemudian duduk menyesuaikan dengan lintasan yang akan kamu tempati. Tak lama setelahnya, petugas memberikan arahan untuk kamu dan pelari yang lain mulai jalan menuju lintasan lari. Bayangkan pada saat-saat ini kamu benar-benar merasa percaya diri, terkendali, dan tetap dapat fokus. Kamu berpikir bahwa bahwa inilah saatnya kamu akan memecahkan catatan waktu terbaik yang kamu miliki. Kamu benar-benar merasa yakin dan mantap. Cuaca sekitar tampak cerah dengan angin yang bertiup lembut, kamu dapat benar-benar merasakan lintasan lari yang ada di hadapanmu kini. Lintasan lari yang berupa karpet dari karet (tar tan), tidak bergelombang, dan tidak terdapat banyak lubang di sepanjang lintasan.

Suasana stadion benar-benar sangat nyaman, kamu merasa familiar dengan petugas-petugas yang ada di sana, dan kamu juga tidak terganggu atau menjadi "over acting" dengan kehadiran penonton yang sangat banyak di atas tribun. Setibanya di depan lintasan, kamu mulai mengganti sepatu kets dengan sepatu spike, berganti pakaian dengan busana perlombaan, dan selanjutnya mengontrol start block yang akan digunakan untuk berlomba, sembari mencobanya terlebih dahulu secara wajar dan tidak berlebihan dengan membuang energi karena ingin "show off" melalui kecepatan lari yang dimiliki di hadapan banyak penonton.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline